Tak Mau Disaingi, Twitter Menuntut Meta atas Aplikasi Terbarunya Threads

- 7 Juli 2023, 07:30 WIB
Twitter VS Threads
Twitter VS Threads /editornews.id/

EDITORNEWS.ID - Twitter mengancam akan menuntut Meta Platforms (META.O) atas perilisan aplikasi barunya Threads. Tuntutan ini disampaikan melalui sebuah surat yang dikirim langsung ke CEO Mark Zuckerberg oleh pengacara Twitter Alex Spiro.

Sebelumnya Meta resmi meluncurkan aplikasi Threads pada hari Rabu 5 Juli 2023 dan telah mencatat lebih dari 30 juta pendaftar, dengan upaya mengambil alih Twitter Elon Musk dengan memanfaatkan miliaran pengguna Instagram.

Mengutip dari Reuters pada Jumat (7/7) pengacara Twitter, Alex Spiro, dalam suratnya menuduh Meta mempekerjakan mantan karyawan Twitter yang telah dan terus memiliki akses ke rahasia dagang Twitter dan informasi rahasia lainnya.

"Twitter bermaksud untuk secara ketat menegakkan hak kekayaan intelektualnya, dan menuntut agar Meta mengambil langkah segera untuk berhenti menggunakan rahasia dagang Twitter atau informasi yang sangat rahasia lainnya," tulis Alex Spiro dalam surat tersebut.

Baca Juga: Persaingan Semakin Panas, Meta Mengincar Pengikut Twitter dengan Aplikasi yang Mirip Bernama Threads

Terkait tuduhan tersebut, pihak Meta langsung menyangkal pernyataan dari pihak pengacara Twitter itu.

"Tidak seorang pun di tim teknik Threads adalah mantan karyawan Twitter, itu bukan apa-apa," kata juru bicara Meta Andy Stone dalam postingnya di Threads.

Sementara itu, pemilik Twitter Elon Musk membuat pernyataan resmi pada akun resmi Twitternya dengan sindiran terhadap Meta.

"Persaingan itu baik-baik saja, curang tidak,"tulisnya.

Baca Juga: Dijual dengan Harga Rp 52 Juta, Terungkap Spek Kecanggihan Apple Vision Pro

Tak hanya Threads, sejak Elon Musk mengambil alih platform media sosial Twitter pada Oktober lalu, Twitter telah menerima persaingan antara lain dari Mastodon dan Bluesky. Antarmuka pengguna Threads, bagaimanapun, menyerupai platform microblogging.

Tetap saja, Threads tidak mendukung pencarian kata kunci atau pesan langsung.

Untuk menekan klaim pencurian rahasia dagang terhadap Meta, Twitter menyatakan akan membutuhkan lebih banyak detail daripada apa yang ada di surat itu, kata pakar hukum kekayaan intelektual termasuk profesor hukum Stanford Mark Lemley.

"Semata-mata mempekerjakan mantan karyawan Twitter (yang diberhentikan atau diusir oleh Twitter sendiri) dan fakta bahwa Facebook membuat situs yang agak mirip tidak mungkin mendukung klaim rahasia dagang," katanya.

Baca Juga: Viral Tentang ADHD di Tiktok, Berikut Informasinya

Jeanne Fromer, seorang profesor di Universitas New York, mengatakan perusahaan yang menuduh pencurian rahasia dagang harus menunjukkan bahwa mereka melakukan upaya yang wajar untuk melindungi rahasia perusahaan mereka.

Permasalahan ini memang menjadi tantangan baru untuk Twitter setelah adanya serangkaian keputusan kacau yang mengasingkan pengguna dan pengiklan, termasuk langkah terbaru Elon Musk untuk membatasi jumlah tweet yang dapat dibaca pengguna per hari.***

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah