Network
EDITORNEWS.ID - Menteri Pertahanan Jerman Boris Pistorius mengklaim pada hari Senin, 27 Februari 2023, bahwa tentara negara itu tidak siap untuk melindungi negara itu dari agresi militer.
Menteri membuat pernyataan itu dalam pertemuan dengan sesama anggota Partai Sosial Demokrat (SPD).
"Kami tidak memiliki angkatan bersenjata yang mampu mempertahankan negara. Kemampuan mempertahankan dari perang agresif yang ofensif dan dilancarkan secara brutal," kata Pistorius.
Menteri mengatakan Bundeswehr kekurangan staf dan kurang dilengkapi setelah beberapa dekade diabaikan dari pemerintah federal.
Pistorius menambahkan bahwa Jerman harus berinvestasi lebih banyak dalam militernya agar memenuhi standar NATO.
Letnan Jenderal Alfons Mais, komandan dan perwira tertinggi tentara Jerman mengatakan kepada kantor pers DPA pada hari Minggu bahwa € 100 miliar yang sebelumnya dijanjikan oleh Kanselir Olaf Scholztidak akan cukup untuk membuat angkatan bersenjata negara itu siap bertempur.
Pernyataan lebih lanjut tentang kurangnya kesiapan tempur Bundeswehr datang dari ketua Asosiasi Angkatan Bersenjata Jerman, Kolonel Andre Wustner, yang mengklaim dalam sebuah wawancara pada hari Minggu kepada Bild bahwa dari sekitar 300 tank Leopard 2 yang tersedia, "Hanya 30 persen yang saat ini beroperasi."
Terlepas dari penilaian ini, Jerman telah memberikan dukungan luas kepada Ukraina dalam konflik dengan Rusia, kadang-kadang dengan mengorbankan kemampuan pertahanannya sendiri.
Armin Papperger, CEO Rheinmetall, kontraktor militer top negara itu mengatakan kepada podcast Pioneer pada hari Selasa bahwa pemerintah memindahkan ke Ukraina dua sistem pertahanan udara canggih yang dimaksudkan untuk melindungi ibukota Jerman.
