Network
EDITORNEWS.ID - Mengembangkan Artificial Intelligent (AI) untuk mengenali tanda-tanda pada gambar retina, dapat membantu memprediksi apakah dan kapan seseorang dapat terus mengembangkan glaukoma, yang merupakan penyebab utama kebutaan ireversibel di dunia.
Glaukoma sangat sulit untuk dideteksi oleh dokter, tanpa fitur diagnostik kardinal dari keabnormalan tinggi pada tekanan internal di dalam mata, sulit untuk memprediksi siapa yang akan terus mengembangkan glaukoma dan berisiko kehilangan penglihatan. Kata para peneliti dari Seoul National University Hospital di Korea Selatan.
Kemajuan AI telah mendorong algoritma untuk mendeteksi perkembangan glaukoma dengan lebih baik.
"Hasil kami menunjukkan bahwa model yang telah dilatih pada gambar mata dan data klinis memiliki potensi untuk memprediksi perkembangan penyakit pada pasien," kata penulis, Profesor Ki Ho Park, dari Departemen Oftalmologi universitas.
Baca Juga: 5 Manfaat Kesehatan Psikologis Mematikan Lampu saat Tidur, Bantu Mengurangi Stres
Park percaya bahwa pelatihan dan pengujian yang lebih besar dan berkelanjutan, dapat membuat model yang lebih baik, dengan model yang lebih baik dokter akan lebih siap dan terbantu dalam memprediksi penyakit pasien.
Dengan dibantu AI, tim meninjau Informasi klinis untuk 12.458 mata dengan tanda-tanda awal yang mencurigakan.
Di antara keseluruhan sampel, mereka terfokus pada 210 mata yang telah berkembang menjadi glaukoma dan 105 yang tidak, yang masing-masingnya telah dipantau enam hingga dua belas bulan selama tujuh tahun lamanya.
Mereka kemudian menggunakan tanda-tanda yang tidak baik di dalam gambar retina yang diambil selama periode pemantauan ditambah 15 fitur klinis utama untuk menghasilkan satu set kombinasi "prediktif", yang kemudian dimasukkan ke dalam tiga pengklasifikasi pembelajaran mesin.
Baca Juga: Apa Itu Malware: Jenis-Jenis, Dampak, dan Cara Mengatasinya
