Network
EDITORNEWS.ID - Korea Utara menembakkan dua rudal jelajah dari sebuah kapal selam di perairan lepas pantai timur selama akhir pekan, kata media pemerintah pada Senin, 13 Maret, sebagai protes nyata atas serangan reguler Korea Selatan-AS terkait latihan militer gabungan akan dimulai pekan ini.
Rudal-rudal itu ditembakkan dari Yongung 8,24 di perairan lepas Teluk Kyongpho di Laut Timur dalam latihan peluncuran bawah air yang diadakan pada Minggu subuh, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) resmi.
"Latihan tersebut mengkonfirmasi keandalan sistem senjata dan memeriksa operasi ofensif bawah air ke permukaan unit kapal selam yang merupakan salah satu kekuatan utama penangkal nuklir DPRK lainnya," ungkap KCNA dalam laporan berbahasa Inggris.
Rudal-rudal tersebut secara tepat mengenai target yang telah ditetapkan di Laut Timur setelah "melakukan perjalanan orbit penerbangan berbentuk delapan sepanjang 1.500 km selama 7.563 hingga 7.575 detik."
Baca Juga: Ukraina Tidak Akan Mendapatkan Jet Tempur dari Aliansi Barat Karena Alasan Teknis dan Logistik
"Latihan tersebut memverifikasi bentuk operasi saat ini dari cara penangkalan perang nuklir di ruang yang berbeda," kata KCNA.
Militer Korea Selatan juga mengatakan pihaknya mendeteksi rudal yang tidak ditentukan yang diluncurkan dari kapal selam di perairan lepas pantai timur Utara.
"Sambil memperkuat pemantauan dan kewaspadaannya, militer kami mempertahankan postur kesiapan penuh dalam kerja sama erat dengan Amerika Serikat," kata Kepala Staf Gabungan dalam pesan teks yang dikirim kepada wartawan.
Peluncuran terbaru datang pada malam latihan utama Freedom Shield sekutu yang dimulai Senin.
Korea Utara mengecam latihan tersebut sebagai "persiapan untuk perang agresi" dan akan melakukan perlawanan.
