EDITORNEWS.ID – Perdana Menteri Georgia, Irakli Garibashvili, meminta Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk tidak ikut campur dalam situasi politik di Georgia pada Minggu, 12 Maret 2023. Situasi politik yang terjadi di Georgia sedang panas sebab adanya gelombang protes mengenai RUU agen asing yang terjadi pekan lalu.
Menurut para kritikus RUU “agen asing” mengisyaratkan pergeseran otoriter di Georgia. Dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung di Georgia, terlihat para demonstran ada yang mengibarkan bendera Ukraina. Sehingga hal tersebut diberi respon oleh presiden Ukraina.
Presiden Zelenskiy mengungkapkan rasa berterima kasih kepada para pengunjuk rasa karena mengibarkan bendera Ukraina, dengan mengatakan itu menunjukkan rasa hormat dan berharap negara itu (Georgia) sukses secara demokratis.
Sementara itu, Parlemen Georgia pada hari Jumat membatalkan RUU tersebut, yang menurut para pihak oposisinya terinspirasi oleh undang-undang Rusia tahun 2012 yang telah digunakan secara luas untuk menindak perbedaan pendapat selama dekade terakhir.
Baca Juga: Perang yang Berlangsung di Bakhmut Menimbulkan Ribuan Korban di Kedua Belah Pihak
Selain itu RUU tersebut juga mengancam upaya yang sedang dilakukan Georgia untuk menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Eropa.
"Ketika seseorang yang sedang berperang ... menanggapi tindakan destruktif dari beberapa ribu orang di sini di Georgia, ini adalah bukti langsung bahwa orang ini terlibat, termotivasi untuk membuat sesuatu terjadi di sini juga, untuk berubah," kata Garibashvili dalam sebuah wawancara dengan televisi IMEDI Georgia, dikutip dari Reuters.
Merujuk pada perang di Ukraina, Garibashvili berkata, "Saya ingin semua orang mengakhiri perang ini tepat waktu, dan damai."***