Network
EDITORNEWS.ID – Harga minyak mentah melambung menjadi lebih dari satu persen pada hari Sabtu pagi, disusul dengan membaiknya data ketenagakerjaan AS yang melebihi perkiraan.
Meskipun harga acuan kedua minyak mentah yakni Brent dan WTI telah turun tiga persen pada minggu ini, karena khawatir dengan kenaikan suku bunga AS.
Harga minyak mentah berjangka Brent melambung menjadi 1,19 dolar AS atau 1,5 persen untuk pengiriman pada Mei mendatang. Sehingga harga minyak ditutup pada harga 82,78 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Sedangkan harga minyak mentah WTI (West Texas Intermediate) yang akan dikirimkan pada April meningkat 95 sen atau 1,3 persen. Sehingga untuk harga per barelnya menjadi 76,68 dolar AS di New York Mercantile Exchange.
Baca Juga: TikTok Menang dalam Persidangan atas Merek Dagang Fitur Video Stitch
Dengan adanya ekspektasi kenaikan suku Bunga dapat mengaburkan prospek pertumbuhan ekenomi dunia dan Eropa. Selain itu, juga mendorong penurunan harga acuan kedua minyak mentah pada minggu ini.
Namun, Federal Reserve AS mungkin memiliki sedikit alasan untuk menaikkan suku bunga tinggi yang juga dilakukan beberapa orang, setelah adanya laporan dari pemerintah pada Jumat, 10 Maret 2023.
Dalam laporan tersebut, menyatakan bahwa berharap dapat untuk mengurangi inflasi di tengah tanda-tanda normalisasi pasar tenaga kerja yang sempat terganggu saat pandemi lalu.
Sedangkan Ketua Fed, Jerome Powell menyatakan dan memperingatkan adanya kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan akan terjadi lebih cepat. ia mengatakan bahwa bank sentral pada awalnya salah memperkirakan inflasi akan terjadi dalam waktu "sementara".
Baca Juga: Direktur CIA Melihat Rusia Bahwa Terlalu Percaya Diri Jika Ingin Menang Melawan Ukraina
