101 Jam Pasca Gempa Turki-Suriah, Korban Darurat Dana Bantuan Menghadapi 'Mimpi Buruk di Atas Mimpi Buruk'

- 10 Februari 2023, 18:29 WIB
Truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan pertama masuk ke wilayah Suriah, perbatasan Bab al Hawa
Truk pertama yang membawa bantuan kemanusiaan pertama masuk ke wilayah Suriah, perbatasan Bab al Hawa /

EDITORNEWS.ID - Kabar terbaru mengenai kondisi pasca gempa Turki-Suriah terus mendatangkan kegelisahan. Jumat,10 Februari 2023 sore, tepatnya 101 jam pasca gempa tercatat jumlah korban tewas telah melampaui 21.500 jiwa, total gabungan di Turki-Suriah.

Dingin yang menggigit, kelaparan yang menggerogoti, dan keputusasaan yang tak dapat ditampik sedang menjerat ratusan ribu orang yang selamat. Mereka tak lagi memiliki rumah, tak punya pilihan selain menghabiskan malam di dalam mobil, atau harus berkumpul dalam tenda sementara.

Terlalu takut untuk kembali pulang maupun larangan untuk kembali ke rumah. "Akhirnya kita harus pergi ke tenda, tapi aku tidak mau," ujar Melek Halici, salah satu penyintas gempa Turki-Suriah. "Aku tidak tahan dingin, tapi aku juga tidak berpikir untuk kembali ke apartemen kita," tambahnya, dikutip dari AP News, Jumat (10/2).

Lebih banyak dana dibutuhkan saat orang menghadapi 'mimpi buruk di atas mimpi buruk': Guterres.

Baca Juga: Ekonomi Turki Terjun Payung Lantas Dihantam Gempa Bumi, Investor: Masih Layak Untuk Berinvestasi

Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan kepada masyarakat internasional untuk menyediakan lebih banyak dana bagi Turki dan Suriah serta memperluas akses bantuan untuk menjangkau bagian-bagian Suriah yang dilanda gempa. Guterres berbicara beberapa jam setelah konvoi bantuan PBB pertama menyeberang masuk Suriah dari Turki.

"Lebih banyak bantuan sedang dalam perjalanan, tetapi lebih banyak - jauh lebih banyak lagi - dibutuhkan," kata sekretaris jenderal tersebut.

Dia mengatakan PBB akan meluncurkan seruan internasional minggu depan untuk mendanai upaya tersebut. "Orang-orang menghadapi mimpi buruk di atas mimpi buruk," tambah Guterres.

Sebagai penjelasan, orang-orang yang tinggal di Suriah barat laut telah mengalami perang saudara selama 12 tahun. Kala gempa bumi mengguncang daratannya, bantuan kemanusiaan dikirim hanya melalui satu penyeberangan, yaitu dari Turki.

Baca Juga: Peneliti Asal Belanda Mendadak Viral Usai Prediksi Gempa di Turki

Halaman:

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x