Ekonomi Turki Terjun Payung Lantas Dihantam Gempa Bumi, Investor: Masih Layak Untuk Berinvestasi

- 10 Februari 2023, 18:13 WIB
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan masa berkabung nasional pasca gempa Turki dengan M7,5 SR
Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan masa berkabung nasional pasca gempa Turki dengan M7,5 SR /Twitter/RTErdogan

EDITORNEWS.ID - Gempa bumi skala 7,8 Richter Turki masih menjadi topik hangat minggu ini. Tak hanya menjadi gempa terakbar selama hampir seabad bagi negara terdampak, namun juga datang pada masa-masa krusial bagi kelanjutan kekuasaan Erdogan, Presiden yang sedang menjabat.

Korban jiwa gempa Turki-Suriah telah melampaui gempa Nepal pada skala sama, yaitu M 7,8 tahun 2015 silam. Pada saat itu korban tewas terkonfirmasi 8.800 nyawa. Gempa hebat lain, gempa bumi Jepang yang memicu gelombang tsunami, membunuh hampir 20.000 orang. Sementara, gempa bumi Turki-Suriah telah mencatat lebih dari 21.000 korban jiwa pada Jumat, 10 Februari 2023.

Mayoritas dari penyintas gempa minggu ini kehilangan rumah mereka dan dipaksa untuk tidur di mobil, tempat penampungan pemerintah, atau di luar rumah di tengah-tengah hujan dan hujan salju di beberapa daerah. Sementara, tim penyelamat gabungan dari dalam dan luar negeri masih mengais puing-puing bangunan demi menemukan korban selamat maupun yang telah tak bernyawa.

Dunia nampaknya tak hanya menyorot duka cita yang dilanda Turki, namun mereka juga sibuk membicarakan masa depan negara Transkontinental ini. Sebagai informasi, pemilihan presiden Turki akan diadakan pada awal Mei, tepatnya 14 Mei 2023. Recep Tayyip Erdogan akan mencalonkan dirinya kembali setelah hampir 10 tahun menjabat sebagai presiden.

Baca Juga: Peneliti Asal Belanda Mendadak Viral Usai Prediksi Gempa di Turki

Erdogan menyerukan adanya pemilihan awal Mei di tengah krisis biaya hidup nasional, dengan inflasi lokal di atas 57 persen, turun dari persentase lebih dari 80 persen antara Agustus dan November. Beberapa analis mengatakan langkah tersebut layaknya urgensi Erdogan untuk mengamankan masa kekuasaan sekali lagi sebelum kebijakan ekonominya yang kontroversial menjadi bumerang.

Mike Harris, pendiri Cribstone Strategic Macro, menjelaskan "situasi aneh ini di mana inflasi berjalan pada persentase 80 persen , tetapi dia harus menjaga nilai kurs stabil antara masa ini dan pemilihan," dilansir dari CNBC, Jumat,10 Februari 2023.

Sementara, partai oposisi Turki belum mengajukan kandidatnya. Lawan potensial terkuat, Walikota Istanbul Ekrem Imamoglu, ditangkap dan terkena larangan politik pada bulan Desember. Tuduhan yang menurut sekutunya bermotivasi politik dan digunakan semata-mata untuk mencegahnya mencalonkan diri sebagai presiden.

Berita beredar bahwa para investor menarik dananya dari Turki beberapa tahun terakhir. Salah satu guru pasar negara berkembang, Mark Mobius dari Mobius Capital Partners LLP, tetap "bullish" meskipun ada bencana gempa bumi dan masalah ekonomi. Bullish di sini berarti optimis pada kondisi pasar
dan yakin ada kenaikan.

"Ketika datang untuk berinvestasi di Turki, kami masih percaya itu adalah tempat yang layak untuk berinvestasi," kata Mobius.

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x