Seorang Bayi Perempuan Terlahir di Bawah Puing Reruntuhan Gempa Turki-Suriah, Bukti Keajaiban Nyata

- 9 Februari 2023, 18:45 WIB
Seorang wanita melahirkan bayi  perempuan di reruntuhan puing-puing bangunan
Seorang wanita melahirkan bayi perempuan di reruntuhan puing-puing bangunan /

EDITORNEWS.ID - Gempa bumi Magnitudo 7,8 menghantam selatan Turki dan Utara Suriah, Senin (6/2) ini kala fajar. Di antara situasi luluh lantaknya bumi lantaran gempa beruntun yang mengguncang daratan Turki-Suriah, sebuah bukti keajaiban terjadi.

Seorang wanita melahirkan seorang bayi perempuan di bawah puing-puing reruntuhan bangunan. Peristiwa mengharukan itu diduga terjadi di Aleppo, Suriah. Dalam video yang beredar, seorang lelaki nampak menggendong bayi yang masih merah dan lunglai keluar dari balik reruntuhan. Sayangnya, ibu dari sang bayi tak dapat diselamatkan.

Sebuah sumber menyatakan bayi perempuan tanpa nama itu menjadi satu-satunya yang selamat. Ia terlahir sebagai seorang yatim piatu di negeri penuh duka dan konflik, Suriah.

"Gadis ini, yang belum memiliki nama, lahir hari ini di bawah reruntuhan selama # gempa bumi di Afrin #Syria, kedua orang tuanya meninggal, dia berhasil hidup. Terlahir sebagai anak yatim piatu," ujar @zainaerh***, dilansir dari twitter, Kamis (9/2).

Baca Juga: Presiden Erdogan Mengakui 'Kekurangan' Setelah Mendapatkan Kritik Terkait Gempa yang Menewaskan Ribuan Orang

Beberapa pengamat membuat pernyataan bahwa bayi mungil yang hadir di tengah bencana, merepresentasikan seberkas cahaya optimis agar segala hal menjadi lebih baik, dikutip dari Indiatvnews, Kamis (9/2). Sebagai tambahan informasi, Suriah telah mengalami krisis pengungsi usai 12 tahun terlibat perang saudara yang brutal.

Dibanding Turki, Suriah membutuhkan bantuan lebih besar lantaran kemiskinan yang telah merajalela dan dana kemanusiaan yang terus menerus merosot. Sebaliknya, WHO mengatakan Turki memiliki kapasitas merespon yang kuat terhadap kehancuran yang terjadi di negerinya.

"Seluruh Suriah, kebutuhan atas bantuan menjadi yang tertinggi setelah hampir 12 tahun masa krisis yang pelik dan berkepanjangan, sementara pendanaan kemanusiaan terus menurun," urai Adelheid Marschang, WHO Senior Emergency Officer, dilansir dari CBS News (9/2).

Berdasarkan laporan pemerintah Turki, jumlah orang yang tewas diperkirakan akan terus bertambah seiring tim penyelamat yang berlomba melawan waktu untuk mencari korban selamat. Beberapa yang terselamatkan nampak dalam kondisi terkejut, terguncang, dan berantakan.

Baca Juga: Jumlah Korban Tewas Melonjak Melewati 11.000 Dari Gempa Paling Mematikan Dalam Satu Dekade

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x