Amerika Serikat Untung Besar Karena Perang Rusia dan Ukraina. Kok Bisa?

25 Februari 2023, 23:10 WIB
Joe Biden dan Volodymyr Zelensky/Antaranews /

EDITORNEWS.ID – Perang antara Rusia dan Ukraina yang pecah pada 24 Februari 2022 kini telah genap satu tahun. Belum terlihat tanda-tanda peperangan antar ke dua negara tersebut akan selesai dalam waktu dekat, meskipun telah banyak upaya dari organisasi dunia untuk mendorong agar usainya peperangan yang terjadi itu. Tapi belum ada hasil bahkan kini perang malah berkeskalasi dan muncul akan adanya perang nuklir.

Karena perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina tersebut membuat roda perekonomian dunia mengalami gejolak yang sangat luar biasa. Inflasi terjadi dibanyak negara karena adanya krisis energi. Harga gas alam, batu bara dan minyak mentah naik dengan drastis.

Eropa yang mempunyai ketergantungan impor gas alam dari Rusia sempat mengalami kesulitan ketika Vladimir Putin melakukan pembekuan ekspor gas alam ke Eropa. Hal itu menyebabkan Eropa mengalami krisis energi.

Tidak hanya eropa yang dirugikan tapi juga hampir setiap negara di dunia terkena dampaknya. Hal itu disebabkan melonjaknya harga gas alam, minyak mentah bumi dan batu bara.

Baca Juga: 12 Poin Yang Diajukan China Untuk Mengakhiri Perang Antara Rusia dan Ukraina. Ini Dia Rinciannya

Amerika yang terkenal dengan gas alamnya setelah Rusia dan Qatar mendapatkan keuntungan yang luar biasa karena Eropa membutuhkan gas alam mereka. Harga gas alam yang sedang tinggi-tingginya dan permintaan yang banyak dari eropa lah yang membuat Amerika memiliki keuntungan besar.

Bahkan dilansir dari Energy Information Agency (EIA) pada tahun 2022 Amerika Serikat merupakan eksportir terbesar untuk gas alam dan sebanyak 70 persen diekspor ke benua biru (eropa).

Tidak hanya dari gas alam, Amarika juga sangat diuntungkan dengan naiknya harga per barel minyak mentah. Dilaporkan dari CME Group, ekspor minyak mentah dari West Texas Intermediate (WTI) pada tahun 2022 ke eropa per hariny mencapai 1,75 juta barel dan jumlah itu melesat 70 persen bila dibandingkan tahun 2021.

Dan pada tahun lalu juga seperti yang dilaporkan oleh WTI bahwa rata-rata harga minyak mentah per barel adalah 94 dolar amerika. Bahkan harga minyak mentah Amerika Serikat sempat hampir menyentuh angka 130 dolar per barel.

Baca Juga: Mencegah Perang Dunia III, Zelenskyy Berencana Bertemu dengan Presiden China Xi Jinping

Angka tersebut jauh lebih besar bila dibandingkan tahun 2021 yang hanya menyentuh angka 76 dolar per barel.

Menurut Fatih Birol yang merupakan kepala International Energy Agency (IEA) pada tahun 2022 industri minyak mentah dan gas alam mendapatkan keuntungan hingga 4 triliun dolar Amerika.***

 

 

Editor: Aditya Ramadhan

Tags

Terkini

Terpopuler