China Mendesak Rusia-Ukraina untuk Melanjutkan Dialog Agar Tidak Menggunakan Senjata Nuklir

- 25 Februari 2023, 19:02 WIB
Pembicaraan damai yang mendesak ketika merilis rencananya untuk mengakhiri perang di Ukraina
Pembicaraan damai yang mendesak ketika merilis rencananya untuk mengakhiri perang di Ukraina /

EDITORNEWS.ID - China menyerukan pada hari Jumat, 24 Februari 2023, untuk pembicaraan damai yang mendesak ketika merilis rencananya untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Tetapi, kekuatan Barat dengan cepat menolak proposal tersebut sambil memperingatkan terhadap hubungan dekat Beijing dengan Moskow.

Proposal 12 poin yang menyerukan 'penyelesaian politik' krisis mengikuti tuduhan dari Barat bahwa China sedang mempertimbangkan untuk mempersenjatai Rusia.

Waktunya bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, proposal ini menyerukan semua pihak untuk "mendukung Rusia dan Ukraina dalam bekerja ke arah yang sama dan melanjutkan dialog langsung secepat mungkin".

Baca Juga: Google Dituduh Atas Dugaan Menghancurkan Bukti dalam Gugatan Antimonopoli Raksasa Teknologi

Itu juga memperjelas penentangannya terhadap tidak hanya penggunaan senjata nuklir, tetapi ancaman pengerahannya, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan persenjataan atom Moskow dalam konflik.

Amerika Serikat segera mengecam surat kabar itu dengan penasihat keamanan nasional Presiden Joe Biden mengatakan perang "bisa berakhir besok jika Rusia berhenti menyerang Ukraina dan menarik pasukannya".

"Reaksi pertama saya terhadapnya adalah bahwa itu bisa berhenti pada poin pertama, yaitu menghormati kedaulatan semua negara," kata Jake Sullivan yang dilangsir CNN.

"Ukraina tidak menyerang Rusia. NATO tidak menyerang Rusia. Amerika Serikat tidak menyerang Rusia," katanya.

Baca Juga: China Diduga Mencuri Teknologi Barat dan AS-UE menduga Pengadilan China Membatalkan Paten

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x