Network
EDITORNEWS.ID - Indeks inflasi konsumen inti Jepang mencapai level tertinggi 41 tahun bulan lalu karena perusahaan terus meneruskan kenaikan biaya energi ke rumah tangga, data pemerintah menunjukkan pada hari Jumat, 24 Februari 2023.
Indeks harga konsumen (IHK) yang tidak termasuk makanan segar, tetapi termasuk biaya energi melonjak 4,2 persen pada Januari dari tahun lalu naik dari pembacaan 4,0 persen pada bulan sebelumnya.
Itu adalah peningkatan terbesar sejak September 1981, ketika negara itu menderita lonjakan biaya bahan bakar karena krisis minyak Timur Tengah.
Secara bulanan, harga konsumen tumbuh 0,4 persen pada Januari, menyusul kenaikan 0,3 persen pada Desember.
Inflasi inti kini telah jauh di atas target Bank of Japan (BoJ) 2 persen selama sembilan bulan berturut-turut.
Hal ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan biaya bahan bakar dan bahan baku yang berkelanjutan yang diteruskan oleh perusahaan Jepang kepada konsumen.
"Inflasi mungkin akan mencapai puncaknya pada Januari, tetapi mungkin tidak jatuh kembali di bawah target 2 persen BoJ untuk beberapa waktu.
Tetapi, ada pertanyaan apakah kenaikan inflasi akan berkelanjutan karena sebagian besar masih didorong oleh biaya makanan dan bahan bakar," kata Yoshimasa Maruyama, kepala ekonom di SMBC Nikko Securities yang dilangsir Reuters.
Baca Juga: IMF Mendesak Negara-Negara untuk Fokus Pada Adopsi Aturan Pajak dan Undang-Undang Aset Kripto
