Dampak El Nino, Tahun 2023 Diprediksi Akan Panas

- 8 Maret 2023, 18:37 WIB
Suhu udara di 2023 diprediksi akan meningkat dan lebih panas
Suhu udara di 2023 diprediksi akan meningkat dan lebih panas /

EDITORNEWS.ID - Tahun 2023 baru berjalan kurang dari tiga bulan, dan kita melihat banyak bencana banjir yang melanda wilayah Indonesia. Namun, justru tahun ini diprediksi akan menjadi salah satu tahun terpanas dalam sejarah manusia. Loh kok bisa? Berikut penjelasannya menurut para ahli.

Kantor Meteorologi Inggris atau dikenal dengan Met Office Headley Centre memprediksi tahun 2023 akan menjadi tahun terpanas. Suhu rata-rata global juga diprediksi akan naik sekitar 1,2 derajat Celcius. Jika prediksi ini benar, maka suhu tahun ini akan mengalahkan rekor suhu sebelumnya yang terjadi pada 2016.

Pada tahun 2016, suhu tertinggi yang pernah tercatat di Indonesia pada siang hari adalah 37,6 derajat Celcius pada 1 Juli 2016. Temperatur global juga mengalami kenaikan sebesar 0,85 derajat Celcius.

Untuk tahun ini, Met Office memprediksi bahwa rata-rata suhu dunia akan kembali naik. Kenaikan suhu ini diakibatkan oleh kembalinya fenomena iklim El Nino yang akan membuat suhu tertinggi terasa lebih panas.

Baca Juga: Pembangunan IKN Disebut Sudah Mencapai 23 Persen, Tak Lepas dari Kontribusi Hutama Karya

“Sangat mungkin El Niño besar berikutnya dapat membawa kita lebih dari 1.5C,” kata Prof Adam Scaife, kepala prediksi jarak jauh di Kantor Meteorologi Inggris, dikutip Guardian. “Saat ini kemungkinan kita berada di suhu 1.5C dalam periode lima tahun adalah 50:50.”

Sementara itu Nick Dunstone dari badan tersebut, yang memimpin ramalan suhu global 2023 mengatakan bahwa fenomena pendinginan suhu udara yang berlangsung selama 2-3 tahun terakhir akan mulai berkurang di tahun ini.

“Suhu global selama tiga tahun terakhir telah dipengaruhi oleh efek La Nina yang berkepanjangan – di mana suhu permukaan laut yang lebih dingin dari rata-rata terjadi di daerah tropis. Pasifik.

“La Nina memiliki efek pendinginan sementara pada suhu rata-rata global," katanya.

Untuk tahun depan, kata dia, model iklim kami menunjukkan berakhirnya tiga tahun berturut-turut dengan keadaan La Nina, dengan kembali ke kondisi yang relatif lebih hangat di beberapa bagian Pasifik tropis.

Halaman:

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x