Perang Hibrida Ekonomi Seharusnya Menghancurkan Moskow Sesuai Kehendak AS dan Sekutunya

- 15 Maret 2023, 17:18 WIB
Pemandangan indah di Kota Moskow Rusia. Namun siapa sangka negara ini pernah punya masa.lalu kelam berupa kanibalisme
Pemandangan indah di Kota Moskow Rusia. Namun siapa sangka negara ini pernah punya masa.lalu kelam berupa kanibalisme /Pixabay

EDITORNEWS.ID - Moskow telah lama terbiasa dengan tekanan sanksi, kembali ke masa Soviet dan UE dan AS mulai mengumumkan gelombang pembatasan baru sejak dari 2014.

Baru-baru ini, ketika Putin mengomentari terkait banyaknya sanksi yang dijatuhkan pada Moskow oleh Barat dan sekutunya dalam beberapa tahun terakhir.

"Langkah kuat menuju kedaulatan ekonomi dan keuangan yang lebih besar yang sangat penting," katanya.

Namun, tekanan itu mencapai tingkat yang sama sekali baru tahun lalu setelah Putin meluncurkan kampanye militer di Ukraina.

Baca Juga: Data FBI: Kejahatan dan Kebencian yang Dimotivasi oleh Rasisme, Agama dan Orientasi Seksual

Sehingga menjadikan Rusia negara yang paling terkena sanksi di dunia bersama dengan Iran. Moskow telah ditampar dengan sepuluh paket sanksi, dari Brussels saja, sejak Februari tahun lalu.

Namun, bahkan langkah-langkah itu belum cukup untuk melumpuhkan ekonomi Rusia. Para pejabat Barat telah mengakui bahwa keputusan yang dibuat oleh pemerintah Rusia untuk melawan sanksi telah membantu basis fiskal negara bertahan, meskipun lingkungan yang menantang.

Apa yang dilakukan Rusia untuk mengurangi efek sanksi dan berapa lama Rusia dapat mempertahankan ketahanannya?

Rusia mendapati dirinya berada di bawah tekanan yang jauh lebih besar setelah memulai serangan militernya di Ukraina.

Halaman:

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x