Network
EDITORNEWS.ID - Iran hanya berjarak 12 tahun dari membuat uranium yang cukup untuk bom atom, kata pejabat tinggi kebijakan Pentagon kepada Kongres pada hari Selasa, 28 Februari 2023.
Wakil Menteri Pertahanan untuk Kebijakan Colin Kahl ditanya tentang kesepakatan nuklir yang sudah tidak berlaku dengan Iran, saat bersaksi di sidang Komite Angkatan Bersenjata DPR tentang mempersenjatai Ukraina.
"Kemajuan nuklir Iran sejak kami meninggalkan JCPOA sangat luar biasa," kata Kahl, merujuk pada perjanjian 2015 dengan akronimnya."Kembali pada tahun 2018, ketika pemerintahan sebelumnya memutuskan untuk meninggalkan JCPOA."
Selanjutnya, "Iran membutuhkan waktu sekitar 12 bulan untuk memproduksi bahan fisil senilai satu bom. Sekarang akan memakan waktu sekitar 12 hari."
Baca Juga: 50.000 Korban Telah Dinyatakan Tewas Akibat Gempa Turki dan Suriah Beberapa Waktu Lalu
Menurut laporan IAEA "rahasia" yang dilihat oleh Associated Press pada hari Selasa, inspektur pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa diduga telah menemukan jejak "partikel" uranium yang diperkaya hingga 83,7 persen di situs nuklir Fordo bawah tanah Iran.
Namun, mereka tidak menemukan tanda-tanda Teheran benar-benar menimbunnya dan sejalan dengan penjelasan pejabat Iran.
Behrouz Kamalvandi, juru bicara Organisasi Energi Atom Iran (AEOI), sebelumnya menolak laporan serupa oleh Bloomberg sebagai "fitnah dan distorsi fakta."
Sementara pejabat dan media AS mengklaim Iran mungkin berada di puncak produksi bahan fisil yang cukup untuk senjata nuklir, Pentagon dilaporkan tidak percaya Teheran memiliki teknologi untuk benar-benar membangunnya.
