Serangan Udara Menjadi Taktik Baru Perang Sipil Di Myanmar

- 1 Februari 2023, 22:18 WIB
Pesawat tempur F-16 Fighting
Pesawat tempur F-16 Fighting /Foto: REUTERS/Ints Kalnins/REUTERS

EDITORNEWS.ID - Sangat sulit untuk mengkalkulasi sudah berapa banyak yang menjadi korban dari serangan udara di Myanmar.

Bahkan fasilitas publik pun rusak total dan mengakibatkan segala aktifitas masyarakat menjadi lumpuh.

Setidaknya sudah ada 600 lebih serangan udara dari pihak militer terhitung sejak Februari 2021 hingga Januari 2023. Hingga saat ini sudah ada 155 warga sipil yang meninggal terhitung sejak Oktober 2021 hingga September 2022.

"Kisaran jam 2:30 siang, kami tidak bisa meninggalkan lokasi. Kami tetap bekerja dengan hati yang berat. Teman-teman kerja kami saling menguatkan bahwa kami akan baik-baik saja." Ucap seorang warga.

Baca Juga: Bom Bunuh Diri di Pakistan Merupakan Motif Balas Dendam

Jelasnya, "istriku sudah tidak bisa menahan air mata lagi, bahkan menangis dan terus menangis, hingga kami menunggu ada yang datang menjemput dan membawa ke lokasi aman."

Sampai saat ini belum ada kejelasan terkait kenapa Desa Let Yet Kone menjadi target militer. Padahal ini hanyalah desa kecil dengan kisaran 3.000 penduduk, kebanyakan dari mereka hanyalah seorang petani.

Menurut sorang warga di Let Yet Kone sudah berkisar 112 hingga 268 serangan yang terjadi sampai saat ini.

Sekolah darurat pun hanya sempat berjalan selama tiga bulan yang berlokasi di biara budha; hanya memiliki kurang lebih 240 murid.

Baca Juga: Polisi Mesir Sikat LGBT Di Aplikasi Online dan Di Area Umum

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x