Network
EDITORNEWS.ID - Penyakit LGBT di Mesir kiang hari makin meningkat, dan kebanyakan dari mereka mencari pasangan melalui aplikasi online. Berdasarkan keterangan salah satu warga mesir bahwasanya mereka juga semakin brutal.
Memang tidak ada aturan secara eksplisit yang mengatur hukum LGBT di Mesir, namun hal tersebut sudah menjadi kejahatan karena kerap kali terjadi pemaksaan.
Dalam sebuah percakapan antara seorang polisi dengan dengan pengguna aplikasi online bernama WhosHere. Terduga pelaku praktik LGBT melakukan pemaksaan dalam sebuah percakapan online; pihak kepolisian sudah banyak menemukan kasus yang serupa.
Berdasarkan keterangan seorang polisi lokal "sangat sulit untuk member LGBT untuk mencari pasangan di tempat umum karena mereka di awasi dengan ketat." Ucapnya.
Baca Juga: Tio Pakusadewo Raup Untung Besar lewat Bisnis Ganja di AS
Namun, sebagai langkah alternatif mereka lebih banyak melakukan transaksi lewat aplikasi online.
Sebagai langkah pencegahan pihak kepolisian Mesir pun melakukan tindak tegas dengan melakukan pemblokiran akun untuk mencegah jalur komunikasi.
Dalam sebuah kasus, seorang LGBT yang biasa disapa Laith mengaku bahwa dia menjadi LGBT berawal dengan bertukar nomor telepon dengan member LGBT di acara pesta dansa. Hingga saat ini Laith sering menemani pasanganya ketika ada pesta minuman alkohol.
Devisi cyber dari kepolisian Mesir melacak lokasi mereka di aplikasi WhosHere dan mencari tahu identitas asli mereka sebagai langkah penyelidikan.
Pada kasus lainya, para polisi juga biasanya menyamar menjadi preman sebagai taktik untuk bertemu dengan member LGBT, kemudian langsung memberikan tindak tegas di tempat lokasi di mana mereka sering melakukan praktik prostitusi LGBT.***
