Berkah atau Bencana Bagi Indonesia: Negara Di Seluruh Dunia Akan Beralih Ke Kendaraan Listrik

- 22 Maret 2023, 22:38 WIB
Indonesia sendiri berkontribusi pada sekitar 30 persen dari produksi global
Indonesia sendiri berkontribusi pada sekitar 30 persen dari produksi global /

EDITORNEWS.ID - Negara-negara di seluruh dunia dengan cepat beralih dari mesin pembakaran internal (ICE) ke kendaraan listrik (EV) sebagai bagian dari strategi mereka untuk menurunkan emisi karbon. Indonesia, pada bagiannya, bercita-cita untuk ikut andil di panggung internasional sebagai pemain global.

Diberkahi dengan cadangan nikel yang sangat besar, terbesar yaitu 22 persen dari cadangan global, produksi nikel Indonesia sudah jauh melampaui negara lain yaitu 1 juta ton per tahun.

Untuk menempatkan ke dalam konteks, Indonesia sendiri berkontribusi pada sekitar 30 persen dari produksi global.

Negara ini diperkirakan akan mempertahankan peringkat teratasnya di tahun-tahun mendatang, dengan produksi nikel tahunan diproyeksikan meningkat menjadi 4,5 juta ton dalam waktu lima tahun.

Baca Juga: Barat Ingin Ukraina Dihancurkan Jika Ia dan Sekutunya Terus Membantu dan Perang Nuklir Bisa Terjadi

Saat ini, industri baja tahan karat mengkonsumsi sekitar dua pertiga dari pasokan nikel global, tetapi industri baterai mengejar ketinggalan dengan cepat.

Menurut studi HSBC, tingkat adopsi EV di seluruh dunia akan meningkat menjadi 27 persen pada 2025 dari hanya 8 persen pada 2021.

Jumlah tersebut diperkirakan akan naik lebih jauh menjadi 53 persen pada 2030 dan 73 persen pada 2035. Indonesia berada di jantung revolusi ini, diuntungkan setidaknya di tiga bidang.

Pada Januari 2020, Presiden Jokowi memberlakukan larangan ekspor nikel untuk memastikan pasokan mineral yang stabil untuk peleburan domestik.

Pemerintah juga telah menyederhanakan proses izin pertambangan dan menawarkan insentif fiskal untuk pembangunan smelter.

Sejak itu, perusahaan-perusahaan besar yang ingin memanfaatkan popularitas EV yang meningkat telah berbondong-bondong ke negara ini.

Baca Juga: Finlandia Kembali Dinobatkan sebagai Negara yang Paling Bahagia di Dunia yang Keenam Kalinya

Grup LG Korea Selatan, CATL China, CNGR, Huayou, dan Foxconn Taiwan adalah salah satu nama rumah tangga yang menjanjikan miliaran dolar dalam pemrosesan nikel dan manufaktur baterai.

BASF Jerman dan Eramet Prancis sedang menyelesaikan rencana investasi mereka untuk smelter nikel di negara itu.

Kementerian Investasi/BKPM memperkirakan potensi investasi dari kebijakan hilirisasi di sektor mineral, termasuk nikel dan batubara, sebesar US$427,1 miliar pada 2035.

Berkat nilai konsentrat olahan yang lebih tinggi, hasil ekspor nikel melonjak menjadi US$20,9 miliar pada 2021 dari hanya US$1,1 miliar pada 2014.

Presiden Jokowi memperkirakan penerimaan ekspor nikel akan melebihi US$ 30 miliar tahun ini , sebuah keuntungan besar bagi pundi-pundi negara.***

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x