Network
EDITORNEWS.ID - Di tengah kesedihan dan kemarahan nasional atas penembakan di sekolah dasar Nashville yang menewaskan tiga anak dan tiga orang dewasa, anggota kongres di parlemen bentrok dan marah di Washington, sementara pengunjuk rasa menuntut tindakan di Tennessee.
Pada hari Kamis 30 Maret 2023, terdapat ada adegan kemarahan di Nashville, saat pengunjuk rasa berkumpul di gedung DPR, sementara anggota legislatif yang didominasi oleh Partai Republik baru bekerja dan merespon untuk pertama kalinya sejak penembakan.
Sorakan "Selamatkan anak-anak kita!" menggema di lorong-lorong antara ruang senat dengan ratusan pengunjuk rasa di dalam dan di luar gedung.
Bahkan beberapa memenuhi galeri senat, termasuk anak-anak yang memegang papan bertuliskan "Saya sembilan". Dan sebagian besar sempat disingkirkan setelah beberapa mulai berteriak: "Anak-anak sudah mati!".
Baca Juga: Beberapa Cara Masuk Perguruan Tinggi Negeri Selain Melalui Jalur SNPB
Dilansir dari the Guardian, Jamaal Bowman, seorang Demokrat dari New York dan mantan kepala sekolah, menyebut Partai Republik Amerika Serikat "tidak berani" karena menolak mendukung reformasi kontrol senjata.
Kemudian Thomas Massie, yang merupakan seorang Partai Republikan, menyebutkan bahwa tidak pernah ada sekolah yang mengizinkan tenaga pendidiknya membawa senjata.
"Apa yang kamu bicarakan?" dia bertanya, menambahkan: "Tidak pernah ada penembakan sekolah di sekolah yang mengizinkan guru membawa senjata."
Sebagai informasi para korban penembakan di sekolah tersebut yakni, Evelyn Dieckhaus, Hallie Scruggs dan William Kinney, semuanya berusia sembilan tahun. Sementara itu korban lainya yakni Katherine Koonce, kepala sekolah, yang berusia 60 tahun; Cynthia Peake, seorang guru pengganti yang berusia 61 tahun; dan Mike Hill, penjaga sekolah, yang juga berusia 61 tahun.
