Network
EDITORNEWS.ID - Tingkat kesulitan ekonomi yang dirasakan oleh orang Korea telah memburuk dengan cepat, karena campuran beracun dari inflasi yang tinggi dan pengangguran merupakan pukulan bagi kehidupan sehari-hari mereka, data menunjukkan pada hari Rabu, 22 Februari 2023.
Dirilis oleh Perwakilan Kim Hoi-jae dari oposisi utama Partai Demokrat Korea (DPK), indeks kesengsaraan ekonomi pengukuran kesejahteraan keuangan warga negara yang dihitung dengan menambahkan tingkat inflasi yang disesuaikan secara musiman ke tingkat pengangguran - mencapai 8,8 persen pada Januari.
Indeks, yang disusun oleh Statistics Korea, menandai level tertinggi untuk bulan Januari sejak Juni 1999 ketika badan statistik mengadopsi cara baru untuk mengumpulkan data yang relevan.
Dikembangkan oleh ekonom AS Arthur Okun pada 1960-an, indeks ini menilai dampak dari biaya hidup yang tinggi dan tingkat pengangguran yang tinggi pada kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Data bulan lalu datang ketika inflasi naik ke level tertinggi tiga bulan di 5,2 persen pada Januari, setelah masing-masing tumbuh di 5 persen pada November dan Desember.
Tingkat pengangguran berada di 3,6 persen bulan lalu, karena pekerjaan tumbuh pada laju paling lambat dalam 22 bulan dan jumlah pengangguran melampaui angka 1 juta untuk pertama kalinya sejak Januari 2022.
"Pada bulan Januari, biasanya ada lebih banyak orang tanpa pekerjaan daripada sisa tahun ini, tetapi meskipun demikian, indeks 2023 dipandang serius karena inflasi tampaknya berada di jalur yang lebih tinggi dan dengan demikian dapat melemahkan pasar kerja di bulan-bulan mendatang," kata Lee Sang-ho, kepala tim kebijakan ekonomi di Korea Economic Research Institute (KERI).
Lee mencatat bahwa angka inflasi Januari mengalahkan ekspektasi pemerintah bahwa pertumbuhan harga konsumen akan meruncing dan akhirnya turun ke kisaran target 2023 sebesar 3 persen.
Baca Juga: India Tidak Ingin Kelompok G20 Membahas Sanksi Terhadap Rusia Atas Invasinya Ke Ukraina
