EDITORNEWS.ID – Pada Senin, 13 Maret 2023, pemerintah Italia melayangkan tuduhan kepada tentara bayaran Rusia Grup Wagner karena menjadi penyebab meningkatnya jumlah imigran yang menyebrangi Laut Mediterania.
Pemerintah Italia beranggapan meningkatnya migrasi tersebut sebagai balasan kepada negara-negara yang mendukung Ukraina.
"Saya pikir bisa dikatakan bahwa fenomena peningkatan cepat migrasi dari pesisir Afrika ini juga, meski tidak terlalu signifikan, merupakan strategi peperangan hibrida yang diterapkan Grup Wagner dengan memanfaatkan pengaruhnya yang cukup besar di beberapa negara Afrika," kata Menteri Pertahanan Guido Crosetto.
Berdasarkan informasi dari Kementerian Dalam Negeri Italia bahwa sekitar 20 ribu imigran telah menyebrang ke Italia sejak awal 2023, hal tersebut melonjak drastis dari yang awalnya hanya 6.100 orang yang menyebrang pada tahun 2022.
Baca Juga: UE Memperkenalkan Undang-Undang Agen Asing Sehingga LSM Ketakutan Terkait Kebijakan Brussels
Sementara itu, kepala Grup Wagner Yevgeny Prigozhin memberikan pernyataan pada media sosial Telegramnya membantah atas tuduhan yang dilayangkan pemerintah Italia dengan menyatakan ia tidak ada andil terhadap melonjaknya penyebrangan migran.
"Kami tidak tahu apa-apa tentang apa yang terjadi dalam krisis migran itu, kami tidak memedulikan itu," katanya dalam Telegram.
Prigozhin juga menyebut Crosetto dengan beberapa kata makian sebelum menyuruhnya untuk fokus menyelesaikan masalah dalam negerinya saja, berdasarkan pernyataannya tersebut.
Tentara bayaran Grup Wagner juga dituduh beroperasi di beberapa negara Afrika, seperti Libya, Mali, dan Republik Afrika Tengah. Selain itu, mereka juga ikut andil dalam bagian usaha Rusia merebut kota Bakhmut di timur Ukraina.
Baca Juga: Kanada Dilaporkan Telah Mengizinkan Ekspor Senjata Ke Riyadh untuk Memastikan Harga Minyak Rendah
Sebelumnya Menteri Pertahanan Italia tersebut meminta bantuan kepada sekutunya NATO untuk membantu negaranya menangani kasus migran yang melonjak tersebut.
"Aliansi Atlantik akan semakin kuat jika masalah yang terjadi akibat keputusan bersama juga ditangani bersama, namun (aliansi) terancam retak apabila negara yang paling rentan mendapatkan pembalasan dalam bentuk apapun itu ditinggalkan sendiri," ujarnya.
Menteri Luar Negeri Antonio Tajani juga memiliki pandangan yang sama setelah ia memberikan pernyataan kepada kantor berita ANSA dalam kunjungannya ke Israel dalam pernyataannya ia berkata bahwa sebagian besar imigran yang datang ke Italia berasal dari daerah yang dikuasai Grup Wagner.
Sementara itu, Meloni dan pemerintah sayap kanannya menghadapi kecaman terkait dugaan lambannya respon darurat dalam sebuah kecelakaan kapal migran di Laut Italia Selatan. Ia juga memiliki kebijakan keras terhadap para imigrasi illegal.***