Network
EDITORNEWS.ID - Ernawati, istri polisi yang menggaungkan tagar #percumalaporpolisi di media sosial berakhir dibekuk oleh aparat kepolisian. Ibu anggota Bhayangkari di Kota Makassar, Sulawesi Selatan ini ditangkap di Jakarta pada Minggu, 5 Maret 2023.
Penangkapan Ernawati dipicu oleh aksinya yang kerap mengampanyekan hastag #percumalaporpolisi di Facebook dan TikTok. Alasannya adalah mencari keadilan atas kematian kakak laki-lakinya, Kaharuddin yang tewas ditembak polisi. Ernawati sudah menuntut keadilan ini sejak Februari 2020, bahkan ia sempat diundang di acara Mata Najwa untuk buka suara pada Oktober 2021.
Tak kunjung mendapat keadilan yang diharapkan, Ernawati mulai menggiatkan konten bertagar #percumalaporpolisi di TikTok sampai unggahan tersebut viral. Ernawati menambahkan narasi jika sang kakak meninggal usai anggota Polres Sinjai menyiksanya.
"'Ini para jagoan Polres Sinjai, karena abangku menumbang mereka dan mereka siksa dan bunuh'," ucap Direktur Kriminal Khusus Polda Sulsel, Kombes Pol Helmi Kwarta saat jumpa pers, Senin 6 Maret 2023.
Baca Juga: Stephen Curry II kembali ke Barisan Setelah Melewatkan 11 pertandingan
Ernawati memajang tiga potret polisi yang ia yakini sebagai biang kematian Kaharuddin, sang kakak laki-laki. Tak terima nama mereka dicemarkan, maka tiga polisi yang dituduh sebagai pembunuh melaporkan balik Ernawati atas pencemaran nama baik. Mereka bernama Sangkala, Kamaruddin, dan Andi Mapparumpa.
"Yang bersangkutan ini sudah sering kali memposting di media sosial dengan menampilkan foto ketiga anggota itu. Tersangka juga sering membuat caption seakan merekalah pembunuhnya dan juga menampilkan tagar #percumalaporpolisi," terang Helmi.
Rupanya, Ernawati juga sering mengunggah postingan yang semakin menyudutkan aparat kepolisian. Kombes Pol Helmi Kwarta menyebutkan Ernawati diduga mencari keuntungan pribadi dan tidak murni mencari keadilan semata.
"18 Februari 2023 Ernawati masih memposting hal yang sama dengan narasi yang lebih mengarah ke ujaran kebencian terhadap polisi,” ungkap Helmy.
Baca Juga: 7 Mahasiswa Pontianak Culik dan Aniaya Dosen Poltekkes, Pelaku Diamankan dan Diperiksa Polres
"Ini hanya profit oriented. Keutungan pribadi," pungkasnya kemudian.
Kasus ini bermula kala sang kakak, Kaharuddin mencoba kabur dari polisi saat diamankan. Polisi lantas melakukan tembakan tiga kali sebagai peringatan. Namun, Kaharuddin yang tidak mengindahkan, membuat polisi terpaksa melumpuhkan lutut sebelah kiri Kaharuddin.
Usai tembakan tersebut, Polres Sinjai berupaya membawa Kaharuddin ke RS Bhayangkara untuk dilakukan tindakan medis. Nahas, nyawa Kaharuddin tidak bisa diselamatkan. Pihak keluarga Kaharuddin pun diketahui menolak autopsi. Tak disangka, tujuh bulan berlalu Ernawati malah membuat laporan bahwa kakaknya dibunuh.
"Laporannya pada waktu itu sudah kami ditindaklanjuti ke penyelidikan dan penyidikan ke Reskrim Polda. Tapi saat diperiksa beberapa saksi kemudian gelar perkara, ternyata tidak cukup bukti, akhirnya dihentikan pada Oktober 2020 lalu. Dan itu bukan tindakan pembunuhan," ungkap Helmi.
Baca Juga: Evakuasi Korban Longsor di Natuna Terkendala Cuaca Buruk
"Tak sampai disitu penyelidikannya. Pihak Polda Sulsel kemudian melakukan klarifikasi dari berbagai lembaga pengawas baik internal maupun eksternal. Baik dari Propam Polda Sulsel, Mabes Polri, Eksternal Ombudsman, LPSK, Kompolnas. Terkait dengan perkara kemudian tetap dihentikan penyelidikan di Polda Sulsel," imbuh Helmi ihwal kronologi penangkapan Ernawati.
Hingga kini, Ernawati telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di Mapolda Sulsel. Ia terancam Pasal 45A ayat (2) Juncto Pasal 28 ayat (2) dan/atau Pasal 45 ayat (3) Juncto Pasal 27 ayat (3) UU nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dengan UU nomor 19 tahun 2015 tentang perubahan atas UU nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).***
