Network
EDITORNEWS.ID - Kemenkes ungkapkan fakta soal proses bantuan insentif tenaga kesehatan hingga biaya hidup dokter internship akhir hingga awal tahun yang tidak kunjung cair.
Keluhan ini datang dari berbagai sumber, mulai dari cuitan @ppds_julid di akun Instagram sampai ada beberapa keluhan dari tenaga kesehatan yang disorot.
Insentif selama pandemi di bulan November dan Desember yang diungkap oleh salah satu tenaga kesehatan. Ada pula ungkapan yang berisi bahwa BHD Inship di bulan Januari supaya lebih cepat dan sat-set-sat-set, Kemenkes Kemenkeu perlu sekali dilakukan outsource ke sejumlah pihak guna menghindari terlunta-luntunya pemenuhan hak nakes di Indonesia.
Reaksi Kemenkes
Usai mendapatkan kritikan dan keluhan tersebut, Kemenkes akhirnya buka suara dan menanggapi hal tersebut dengan bijak. Kepala Biro Komunikasi Dr. Siti Nadia Tarmizi meyebutkan kemungkinan terkendalanya pencairan berkaitan dengan audit keuangan yang dilakukan di akhir tahun.
Baca Juga: Kereta Cepat Akan dibuat, Dana Ngutang Lagi ke China
Kemenkes mengungkap bahwa terdapat proses yang harus mereka lalui terlebih dahulu di akhir tahun, bahkan proses yang membutuhkan verifikasi dari laporan keuangan. Setelah itu, baru bisa dimintai dari Kementrian Keuangan.
Kasus serupa juga terjadi pada tahun 2021, di mana seorang dokter umum yang menangani pasien Covid-19 belum memperoleh insentif dan gaji.
Beliau hanya mengatakan 'jalani saja' dengan profesinya yang tinggi risiko terpapar virus. Perempuan yang berusia hampir 30 tahun itu hanya mengeluhkan masalah insentif nakes atau tenaga kesehatan yang dijanjikan oleh pemerintah. Bayaran yang seharusnya dia peroleh adalah di bawah Upah Minimum Regional (UMR).
Berdasarkan aturan dari Kementrian Kesehatan, dokrer tersebut seharusnya mendapatkan insentifnya senilai Rp10 jutaan per bulan.
