EDITORNEWS - Gunung Semeru sempat di tutup total oleh Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS).
Hingga terhitung 31 maret 2021, diumumkan melalui pengumuman Nomor PG.15/T.8/BIDTEK/BIDTEK.1/KSA/12/2020.
Agus Budi Santosa selaku Plt Kepala Balai Besar TNBTS menyampaikan, bahwa penutupan tersebut guna mempertimbangkan kondisi Klimatologi serta peningkatan curah hujan yang diperkirakan akan terjadi badai membahayakan.
Baca Juga: Sempat Cerai dan Ingin Berkeluarga Lagi, Marshanda: Saya Menjadi Selektif untuk Memilih Pasangan
Baca Juga: Aktor Onad Suami dari Beby Prisillia Pernah di Kabarkan Selingkuh Saat Anaknya,2 bulan
Dikonfirmasi pada tanggal, 16 Januari 2021 Gunung Semeru mengeluarkan Awan Panas Guguran (APG) dengan jarak luncur kurang lebih 4,5 Km.
Seperti yang diunggah oleh akun Twitter pribadi Susi Pudjiastuti.
Telah terjadi Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru dengan jarak luncur kurang lebih 4,5 kilometer pada Sabtu (16/1) sore pukul 17.24 WIB. Selengkapnya: https://t.co/vT6EJRfYt0 #InfoBencanaBNPB pic.twitter.com/l3Q3501Bxo— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) January 16, 2021
Baca Juga: Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo Anjangsana Ke Mantan Kapolri Minta Doa Restu
Baca Juga: Dua Pelaku Penyalahgunaan Narkoba Jenis Sabu di Medan Ditangkap
Seperti yang diketahui pada, 1 Desember 2021 Erupsi Gunung Semeru meluncurkan guguran awan panas yang mengarah pada Besuk Kobokan menyebabkan tertimbunnya sejumlah alat berat dan kendaraan milik penambang pasir yang berada di jalur DAS yang dilewati lahar panas.
Satu orang dikabarkan hilang yakni operator alat berat di areal pertambangan pasir, namun pihak BPBD Lumajang belum bisa memastikan apakah operator alat berat tertimbun lahar panas atau berada di tempat lain saat kejadian erupsi Gunung Semeru.
Baca Juga: Masuk Perkebunan, Seorang Petani Meninggal Akibat Serangan Babi Hutan
Baca Juga: Abdul Fickar : Komjen Listyo Harus Punya Komitmen
Erupsi Gunung Semeru tentu menjadi aktivitas rutin bagi gunung aktif secara berkala, sehingga warga di lereng gunung pun merasa sudah terbiasa dengan bencana erupsi yang berdampak pada turunnya hujan abu vulkanik tersebut.***