Ridwan Kamil Serukan Isu Mural is Dead, Kenapa?

2 September 2021, 10:57 WIB
Gubernur Jawa barat Ridwan Kamil meluncurkan Curated Amazing Product of Jabar: Creative Media Award 2021 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, 28 Agustus 2021 /Rizal FS/Biro Adpim Jabar/

EDITORNEWS - Saat ini isu 'Mural is Dead' sedang ramai diperbincangkan publik isu mural tersebut ialah sebuah tulisan disertai dengan gambaran.

Tulisan tersebut ialah berupa sindiran untuk pemerintah karena dinilai tidak menjalankan tugas dan kewajibannya.

Sindiran untuk pemerintah sering kita jumpai dipinggir jalan berupa gambar dan caption akan tetapi tak bisa bertahan dikarenakan dihapus oleh Satpol PP dan unsur kepolisian.

Baru-baru ini tertangkap kamera sebuah mural yang berisi tulisan 'Mural is Dead' atau mural telah mati.

Baca Juga: Puluhan Kios Pasar Bawah Bangko Hangus Dilalap Si Jago Merah

Foto tersebut pertama kali diunggah oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil ke media sosial pada 1 September 2021.

Sembari mengunggah sebuah foto tersebut tak lupa pula Ridwan Kamil juga
menyematkan tanggapannya di kolom keterangan.

"MURAL IS DEAD? Kita ini harus berdialog, dalam merumuskan 'batas'. Batasan mana yang boleh dan pantas, mana yang tidak boleh dan tidak pantas," tutur Ridwan Kamil dikutip dari Instagram pribadinya, Rabu, 1 September 2021

Dalam hal ini, dia berharap agar publik memahami soal batasan yang harus diketahui agar kritik tidak dianggap sebagai sebuah hinaan.

Baca Juga: Pemerintah Sampaikan Tak Setuju dengan Importasi Beras dengan Bulog

"Seperti lalu lintas kita pun dibatasi di lampu setopan, kebebasan ekspresi pun dibatasi, oleh nilai 'kesepakatan budaya dan kearifan lokal'. Itulah kenapa isu 'mural kritik' kelihatannya hari ini masih berada di ruang abu-abu," lanjutnya.

Diakhir kutipan Ridwan Kamil mengimbau pada para pembuat mural agar tidak terbawa perasaan (baper) jika karyanya suatu saat raib tanpa jejak.

"Dalam perspektif saya, Mural adalah seni ruang publik yang 'temporer'. Ada umurnya. Pelaku mural juga harus paham dan jangan baper, karena karyanya suatu hari akan hilang. Apalagi tanpa ijin pemilik tembok. Bisa pudar tersapu hujan, dihapus aparat ataupun hilang ditimpa pemural lainnya," pungkas Ridwan Kamil.

Menurut Ridwan Kamil boleh saja berekspresi dan tidak dibatasi oleh kesepakatan budaya dan kearifan lokal sehingga maknanya bisa multitafsir.***

Editor: Liston

Tags

Terkini

Terpopuler