Vaksin Telah Siap Sedia Namun Belum Mendapat Izin BPOM, Ini Penjelasannya

31 Desember 2020, 10:09 WIB
Kepala Badan POM Dr. Ir. Penny K. Lukito, MCP. /Instagram.com/@pennyklukito/

EDITORNEWS - Meningkatnya kasus-kasus positif Covid-19 hampir diseluruh wilayah Indonesia saat ini, menjadi Pekerjaan Rumah Pemerintah Indonesia.

Pemberlakuan isolasi karantina dan pembatasan aktivitas di luar ternyata dinilai belum cukup untuk mengurangi angka penambahan kasus positif.

Sejak virus corona ini pertama kali ditemukan di Kota Wuhan, Tiongkok pada akhir Desember 2019 silam, jumlah kasus positif Covid-19 di dunia terus mengalami peningkatan, termasuk Indonesia.

Baca Juga: Resmi Dilarang Oleh Pemerintah, Front Pembela Islam Ubah Gelar Menjadi Front Persatuan Islam

Hingga saat ini sejumlah ilmuwan dunia masih berjibaku untuk menemukan vaksin virus tersebut.

Sebelumnya, sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 Sinovac telah tiba di Indonesia.

Baca Juga: Konferensi Pers Akhir Tahun, Berikut Catatan Sepanjang Tahun 2020 Polres Merangin

Kemudian untuk tahap 2 sebanyak 1,8 juta dosis dijadwalkan tiba hari ini Kamis, 31 Desember 2020 di Indonesia.

Meski telah mendapatkan 3 juta dosis, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) hingga saat ini belum memberikan izin penggunaan darurat.

Baca Juga: Masyarakat, TNI, Polri Bersama Copot Atribut FPI di Petamburan 3

BPOM mengatakan masih menunggu data interim tiga bulan uji klinis vaksin Sinovac di Bandung.

Data itu menjadi dasar untuk mendapatkan data efikasi yang dipersiapkan tim peneliti.

Menurut Kepala BPOM Penny Kusumastuti Lukito berdasarkan data hasil uji klinis Turki menunjukkan hasil efikasi vaksin Sinovac sebesar 91,25 persen dan data lainnya konsisten dengan data yang ada di Indonesia.

Baca Juga: Kroasia Tengah Dilanda Gempa Dua Hari Berturut-Turut

"Pemberian Emergency Used Authorization (EUA) vaksin Sinovac akan dipercepat, namun juga aspek manfaat yang akan didapatkan harus lebih besar dari aspek risiko yang ada," kata Penny dalam konferensi pers virtual seperti dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari Anadolu Agency.

Dirinya mengatakan sesuai fungsi kewenangan BPOM bahwa aspek keamanan dan keselamatan berbasis data terkait aspek mutu, kualitas, efikasi, dan khasiat paling diutamakan.

Baca Juga: Kecelakaan Beruntun di Padang Panjang Hancurkan 9 Mobil Minibus

Seperti yang dilansir dari Pikiran Rakyat dalam artikel yang berjudul "3 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Sinovac Telah Tiba, BPOM Ungkap Penyebab Belum Berikan UEA"

Tugas BPOM untuk mengevaluasi data-data dari hasil uji klinis secara cermat dan hati-hati untuk memberikan EUA penggunaan vaksin dalam masa kedaruratan saat ini.

"Aspek keamanan dan efikasi vaksin, kita akan dapatkan data dari hasil uji klinis di Bandung serta uji klinis Sinovac di Brazil, Turki, dan Chili," ujar Penny.

Baca Juga: 2021 Sekolah di Merangin yang Penuhi Standar Siap Belajar Tatap Muka

Dirinya mengatakan pihaknya sudah berkomunikasi terkait hasil uji klinis fase tiga di Brasil dan Turki serta mendapatkan data yang konsisten dengan data di Bandung.

Penny mengatakan BPOM juga sudah melakukan registrasi pendaftaran EUA secara bertahap hasil dari data sementara uji klinis berdasarkan pengamatan setelah penyuntikan kedua dan pengamatan dalam 1, 3, dan 6 bulan yang datanya sudah diberikan kepada BPOM sehingga EUA bisa diberikan secara cepat.

Baca Juga: Pemerintah Banyuwangi Tutup Semua Obyek Wisata

"Ada data baik tidak ada efek samping yang serius sehingga menunjukkan aspek keamanan yang konsisten terkait hasil pada fase 1 dan 2," tuturnya.

Penny mengatakan tim peneliti BPOM bersama tim Litbang Kementerian Kesehatan sedang menyelesaikan data analisa untuk aspek efikasi dan peningkatan kadar antibody yang terbentuk dari vaksin bisa menetralisasi saat terpapar Covid-19.***

Editor: Liston

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler