Lifshitz mengaku bahwa selama disandera, para sandera diperlakukan dengan baik, mereka diberikan makan dengan baik dan bahkan para penculik mempersiapkan ahli medis untuk membantu merawat sandera.
Ketika sandera sampai di dalam terowongan itu, Lifshitz menjelaskan bahwa para penculik itu tidak akan menyakiti mereka, dan memperlakukan sandera selayaknya manusia.
Setelah berjalan jauh di dalam terowongan itu, para sandera dibagi-bagi menjadi kelompok kecil.
Lifshitz menjelaskan bahwa para militan memberi perawatan medis dan obat-obatan bagi mereka yang membutuhkan. “Mereka merawat yang terluka dengan baik” kata nenek berusia 85 tahun tersebut.
Baca Juga: Topan Lan Hantam Jepang, Keberangkatan Ratusan Penerbangan Hingga Shinkansen Dibatalkan
Menurut penjelasan wanita lanjut usia itu, sandera diberikan kasur dan dijaga kebersihannya. Hamas menjaga sandera agar tidak sakit dan mengerahkan dokter setiap dua hingga tiga hari, dan mengurus kebutuhan mereka yang disandera.
“Kami memakan makanan yang sama dengan mereka, roti pita dengan keju putih, keju olahan dan mentimun” ucap mantan sandera tersebut.
Bahkan bukan sandera yang membersihkan toilet, semuanya dikerjakan oleh para militan, jelas Lifshitz.
Wanita itu mengkritik pemerintah Israel dalam menangani serangan mendadak 7 Oktober, dia menjelaskan penduduk Kibutz mengalami berbagai macam hal akibat kegagalan intelijen Israel.