Jepang Menjadi Perantara Gencatan Senjata Atara Militer Myanmar dan Kelompok Etnis Rakhine

- 16 Februari 2023, 22:04 WIB
Ketika juru damai Jepang Yohei Sasakawa mengunjungi negara bagian Rakhine
Ketika juru damai Jepang Yohei Sasakawa mengunjungi negara bagian Rakhine /

EDITORNEWS.ID - Baru-baru ini, meningkatnya permusuhan antara tentara Myanmar dan pasukan etnis setempat telah membuat penduduk setempat melarikan diri.

Ketika juru damai Jepang Yohei Sasakawa mengunjungi negara bagian Rakhine di barat Myanmar awal bulan ini, ia menemukan ketenangan relatif di wilayah yang biasanya bergejolak.

Kesepakatan yang telah dia bantu perantara antara pemerintah militer Myanmar dan salah satu kelompok bersenjata etnis paling kuat November lalu telah membawa gencatan senjata kemanusiaan yang langka namun goyah.

Ini adalah gambaran yang berbeda dari apa yang terkenal dengan Rakhine – sebuah negara bagian di mana lebih dari 700.000 rohingya diusir selama tindakan keras militer pada tahun 2017.

Baca Juga: Mengejutkan, Orang Yang Tak Mau Disebutkan Namanya Ini menyumbangkan Rp455,63 M untuk Korban Gempa di TuRki

Pada Mei tahun lalu, Tentara Arakan – milisi etnis utama di Rakhine – mengintensifkan bentrokan kekerasan dengan militer Myanmar, juga dikenal sebagai Tatmadaw.

Sasakawa, utusan khusus Jepang untuk rekonsiliasi nasional di Myanmar, berhasil meyakinkan kedua belah pihak untuk menyetujui gencatan senjata sementara sekitar tiga bulan lalu.

"Fakta bahwa Tentara Arakan dan militer Myanmar memiliki mekanisme untuk mengakhiri insiden kecil sekalipun, telah menghasilkan hasil yang sangat baik di mana tidak ada masalah atau konflik yang muncul," kata Sasakawa kepada CNA.

Pria berusia 84 tahun ini juga merupakan ketua organisasi filantropi nirlaba Nippon Foundation, yang telah bekerja dengan berbagai komunitas dalam berbagai tujuan di seluruh dunia.

Halaman:

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x