Gempa Bumi yang Melanda Turki Tergolong Gempa Mematikan

- 13 Februari 2023, 17:40 WIB
Evakuasi korban gempa Turki
Evakuasi korban gempa Turki /REUTERS/Suhaib Salem/

EDITORNEWS.ID – Pada hari Minggu, 12 Februari 2023 tim penyelamat telah berhasil mengevakuasi para korban selamat dari puing-puing. Hampir seminggu setelah bencana gempa bumi terburuk yang melanda Turki dan Suriah, pemerintah Turki berusaha untuk menjaga ketertiban di wilayah bencana gempa bumi.

Peluang untuk menemukan lebih banyak korban selamat tumbuh semakin jauh, jumlah korban di kedua negara akibat gempa bumi seminggu lalu dan gempa susulan naik di atas 33.000 dan kemungkinan akan terus bertambah. Gempa tersebut menjadi gempa paling mematikan di Turki sejak 1939.

Di pusat distrik salah satu kota terparah, Antakya di selatan Turki, para pemilik toko serempak mengosongkan toko mereka pada hari Minggu untuk mencegah barang dagangannya dicuri oleh para penjarah.

Para penduduk dan pekerja bantuan yang datang dari kota-kota lain menyebutkan kondisi keamanan disana memburuk, dengan adanya laporan penjarahan atau perampokan pada toko-toko dan rumah-rumah yang roboh.

Baca Juga: CEO Twitter, Elon Musk, Mengatakan Bahwa Ia Membahas Laporan UFO Teman-Teman Luar Angkasanya 'Mampir'

Presiden Tayyip Erdogan menanggapi pertanyaan atas laporan penjarahan tersebut. ia mengatakan bahwa pemerintah akan menindak tegas para penjarah. Presiden Erdogan tengah mempersiapkan pemilihan nasional yang diperkirakan akan menjadi periode terberat dalam dua dekade kekuasaannya.

Sedangkan di Suriah, dampak bencana paling parah di wilayah barat laut yang menjadi daerah kuasaan pemberontak. Banyak orang kehilangan tempat tinggal dan mengungsi beberapa kali akibat perang saudara selama satu dekade. Wilayah ini menerima sedikit bantuan dibandingkan dengan wilayah yang dikuasai pemerintah.

"Sejauh ini kami telah mengecewakan orang-orang di Suriah barat laut," ujar kepala bantuan PBB Martin Griffiths dari perbatasan Turki-Suriah, di mana hanya satu penyeberangan yang dibuka untuk pasokan bantuan PBB.

"Mereka benar-benar merasa ditinggalkan," kata Griffiths, tambahnya. ia berfokus untuk menanganinya dengan cepat.

Baca Juga: New Zealand Dilanda Pemadaman Listrik, Angin Kencang, Gelombang Laut, dan Hujan Saat Topan Gabrielle

Halaman:

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x