Network
EDITORNEWS.ID - Jarang bisa meninggalkan ruang bawah tanah yang sempit dan gelap di kota kecil Ukraina timur Chasiv Yar yang ia huni sekarang ini.
Sementara mereka memiliki cukup makanan dan air, hidup mereka tertunda, pikiran mereka yang lelah terus menerus waspada.
Jalan di sebelah mereka baru-baru ini dihantam bom, pecahan peluru keluar dari gedung mereka. Jendela-jendela meledak di seluruh kota, kaca berserakan di seluruh tanah beku.
Di dekatnya, blok apartemen lima lantai yang terbakar sekarang menjadi cangkang bata yang hampir tidak menunjukkan tanda-tanda bahwa itu pernah dihuni.
Baca Juga: Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, Menjalani Operasi sinus di rumah sakit Tokyo
Dilanda serangan roket pada Juli, 48 orang termasuk satu anak tewas, kata Layanan Darurat Negara Ukraina saat itu.
"Saya harus berhati-hati," kata ayah Alyona, Artem, 36, saat putrinya yang tidak sadar bermain dengan mainan," dilansir NBC News.
Kemudian, "saya bertanggung jawab atas kehidupan istri saya, anak saya, dan sekarang anak itu hidup dalam kondisi dia tidak melihat sinar matahari.
Terkadang ada hari-hari di mana dia tidak keluar. Hanya ketika saya yakin tidak akan ada penembakan di sini."
Sekarang serangan Rusia yang diantisipasi secara luas di Ukraina timur telah dimulai, dan garis depan semakin dekat.
