Insiden Balon Udara yang Melintasi Wilayah Amerika Serikat

10 Februari 2023, 19:10 WIB
Penembakkan balon udara China olej AS menjadi penyebab retaknya hubungan kedua negara./pikiran-rakyat.com /

EDITORNEWS.ID – Menteri luar negeri Amerika Serikat (AS) batal kunjungi China yang rencananya dilakukan pada awal februari. Disebabkan dugaan balon udara mata-mata yang terbang di atas negara bagian Montana, Amerika Serikat.

Berawal dari seorang fotografer yang berasal dari daerah tersebut, kemudian mengunggahnya di Twitter. Kemudian pemerintah AS bersikap tegas dengan menembak balon tersebut dengan jet tempur F-22 pada tanggal 4 Februari 2023.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning mengutuk dan menganggap AS bertindak berlebihan. Ia menegaskan balon udara yang tak berawak dan tak berbahaya tersebut milik sipil untuk meneliti cuaca dan tanpa sengaja masuk wilayah udara AS.

Sejumlah kelompok barat menganggap insiden tersebut menjadi bentuk kecerobohan China. Pasalnya mereka menantikan kedatangan Antony Blinken (Menlu AS) di tengah hubungan yang genting antara keduanya.

Baca Juga: HYBE, Rumah Bagi BTS Akan Menjadi Pemegang Saham Terbesar 14,8 Persen di SM Entertainment

Menlu AS Antony Blinken menanggapinya dengan memutuskan batal mengunjungi China. Keputusan itu dibuat hanya dua hari sebelum mengunjungi negara tersebut. Kemudian ia menganggap tindakan China tidak bertanggung jawab dan melanggar hukum internasional.

“Kehadiran balon pengintai di wilayah udara AS jelas adalah pelanggaran kedaulatan AS dan hukum internasional. Tindakan ini tak bertanggung jawab, keputusan Tiongkok untuk melakukan ini jelang kunjungan saya, merusak diskusi substansif yang siap kami lakukan,” ujarnya dikutip dari media berita AS.

Kemudian setelah dilakukan penembakan, para militer AS dan petugas pantai mencari pecahan dari balon udara tersebut. Hasilnya ditemukan peralatan mata-mata yang dibawa benda tersebut.

Berdasarkan dari penemuan tersebut, AS membantah pernyataan China bahwa benda itu sedang meneliti cuaca. Terlebih lagi lintasan yang dilewatinya adalah lokasi gudang rudal yang dimiliki angkatan udara AS.

Baca Juga: Masih Betah Gabut, Jungkook BTS : 'Saat ini, Aku Telah Hidup Seperti Batu'

Sebelumnya benda tersebut juga pernah terbang di wilayah Jepang, tepatnya di Sendai, prefektur Miyagi. Prefektur tersebut berada di bagian timur Pulau Honsu yang juga tempat ibu kota Tokyo berada.

Hal tersebut diketahui dari ramainya media massa Jepang yang membahas balon udara tersebut. Jepang mengaku pernah melihat balon serupa yang melintasi kawasa udaranya pada tahun 2020.

Pada tahun tersebut warga Jepang masih disibukkan pandemi COVID-19 dan suasana kecewa akibat Olimpiade 2020 ditunda yang baru digelar setahun kemudian.

Ternyata benda itu terbang melintasi zona-zona pertahanan negara sensiti, yaitu situs peluncur peluru kendali nuklir milik Jepang. Pola lintasannya juga sama dengan insiden yang baru-baru ini terjadi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Anggota Parlemen Demokrat Kulit Hitam Di Amerika Menuduh Kepemimpinan DPR Melakukan Rasisme

Hal tersebut memunculkan kekawatiran bahwa balon udara tersebut bukanlah balon bisa. Pola lintasannya seperti sudah direncanakan atau disengaja. Namun ada yng bernggapn sulit mengendalikan blon udara tepat sesuai rute yang diinginkan, jadi balon tersebut melintas disebabkan faktor angin, terlebih lagi musim dingin.

Berkaca dari insiden tersebut, negara-negara yang memiliki pertahanan dan militer yang cukup kuat, khususnya Indonesia, tidak lagi menganggap hal biasa ketika benda-benda asing yang terbang di wilayahnya.***

Editor: Liston

Tags

Terkini

Terpopuler