Network
EDITORNEWS.ID - Tangkapan layar salah satu pengguna twitter @akieko_putra yang mengeluhkan pengamen di malioboro.
Pengunjung pedestrian Malioboro mengeluhkan ramainya pengamen yang datang silih berganti di saat mereka duduk santai di kursi-kursi yang tersedia. Parahnya, beberapa diantaranya memaksa pengunjung memberikan uang dan marah saat tidak diberikan.
Salah satu pengguna twitter @akieko_putra misal, dalam unggahannya mengatakan, Malioboro is my most beloved place in Jogja kalo ga ada pengamen.
“Pernah waktu itu lagi ngobrol karena ada masalah, sedih sampe mau nangis gitu. Eh dalam waktu ±15 menit, ada 5 pengamen yang nyamperin. Ganggu banget,” tulisnya.
Baca Juga: Bangun Kesadaran Parkir di Area Terlarang, Pemkot Jogja Integrasikan CCTV dengan Pengeras Suara
Keadaan ini tentu merusak citra Malioboro yang diciptakan senyaman mungkin untuk pengunjung, belum selesai perkara skuter listrik dan becak motor, kini ditambah dengan munculnya pengamen-pengamen liar.
Kepala UPT Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya Kota Jogja, Ekwanto saat dikonfirmasi Senin (12/6) membenarkan banyak laporan ihwal pengamen. Pihaknya telah meningkatkan operasi.
Ekwanto sepakat kondisi ini menganggu citra Kota Jogja. Keluhan masyarakat tinggi terhadap pengamen. Dia mencontohkan misalnya ada tiga orang duduk, maka semuanya dimintai uang. Pengamen tidak pergi jika tiga orang yang duduk tersebut belum memberi.
“Udah dikasih tapi diminta juga. Biasanya yang seperti itu indikasi minum (beralkohol, red) dia. Udah langsung kami minta keluar. Ga ada ampun kalau kayak gitu,” jelasnya.
