Network
EDITORNEWS.ID - Kenaikan suhu akibat perubahan iklim menyebabkan banyak bencana di berbagai belahan dunia, seperti kebakaran hutan, gelombang panas, dan penyebaran nyamuk ke daerah yang baru saat suhu mengalami kenaikan.
Topik yang menjadi fokus utama dalam rapat iklim tahunan PBB COP28 membahas tentang, masalah kesehatan masyarakat yang terkena dampak akibat perubahan iklim.
Para menteri pemerintahan membahas cara dan langkah yang dapat diambil dalam melindungi masyarakat, dari masalah kesehatan yang terjadi akibat perubahan iklim. Perubahan yang terjadi ini dapat mengancam kemajuan kesehatan masyarakat dalam puluhan tahun.
Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2030 terdapat empat ancaman yang tercipta bagi masyarakat, diantaranya malaria, diare, kekurangan gizi, dan tekanan panas, semua ancaman ini dapat meningkatkan total kematian global sebesar 250.000 korban jiwa per tahunnya.
Baca Juga: Brazil Berusaha Memulihkan Amazon, Memakan Dana Sebesar 204 Juta Dollar
"Peristiwa cuaca ekstrem menjadi peristiwa kesehatan ekstrem," kata Martin Edlund, CEO organisasi nirlaba kesehatan global Malaria No More.
Nyamuk yang membawa virus demam berdarah, malaria, West Nite dan Zika bergerak ke bagian bumi lain yang lebih hangat, ditambah hujan lebat membantu proses perkembang biakan hewan ini.
Kasus demam berdarah meledak tumbuh sejak tahun 2000 yang hanya sebesar setengah juta, menjadi 5 juta pada tahun 2019, menurut WHO.
Perubahan iklim ini juga memiliki dampak terhadap kasus malaria yang semakin sulit diprediksi, tambahan 5 juta kasus lebih banyak yang terjadi pada tahun 2022 dibanding tahun sebelumnya, sehingga total kasus mencapai 249 juta.
Baca Juga: Filipina Bangun Pangkalan Pengawasan Baru di Laut Cina Selatan, Pantau Pergerakan Agresif China
