Network
EDITORNEWS.ID - Kasus penganiayaan yang dilakukan Mario Dandy Satriyo kepada seorang santri, anak dari petinggi GP Ansorh masih terus diusut. Tersangka Mario Dandy Satriyo merupakan anak dari Pejabat Eselon II Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan Jakarta Selatan, bernama Rafael Alun Trisambodo.
Korban kasus penganiayaan ini bernama David. Rupanya, David bukan anak dari orang sembarangan. Ayahnya merupakan seorang petinggi GP Ansor, bernama Jonathan Latumahina. Jonathan berada di bawah komando Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas.
Sejak kasus ini mencuat dan viral di media sosial. Banyak warganet yang menaruh perhatian kepada sosok Mario Dandy Satriyo serta kehidupan pribadinya. Ternyata Mario sering membagikan postingan mengenai gaya hidupnya yang glamor. Pria yang masih berusia 20 tahun ini kerap mengunggah potret menggunakan kendaraan mewah, harta milik orang tua.
Melalui akun Tiktok @mariodandys yang sekarang sudah nihil videonya. Mario pernah membagikan konten berisi dirinya yang sedang mengendarai motor Harley Davidson sambil bergaya freestyle ala kadarnya. Ada juga potret Mario bersama mobil Rubicon berwarna hitam di daerah bromo.
Baca Juga: Anak Pejabat Ditjen Pajak yang Diduga Aniaya Remaja Sampai Koma, Terancam Hukuman Hingga 5 Tahun
Mario Dandy Satriyo diketahui memiliki 9104 pengikut di akun twitternya. Rata-rata isi berandanya adalah koleksi kendaraan mewah berwarna hitam. Hebohnya kasus penganiayaan yang dilakukan anak seorang pejabat Kemenkeu serta gaya hidup mewah yang sedang tersorot, membuat Menteri Keuangan Sri Mulyani turun tangan.
Sri Mulyani, melalui akun instagram centang birunya @smindrawati mengecam gaya hidup glamor keluarga jajaran pegawai Kemenkeu. Sri Mulyani lantas menjabarkan bahwa perilaku sebagaimana yang dijalani Mario dapat mengikis kepercayaan masyarakat terhadap integritas seluruh jajaran Kemenkeu.
"Kemenkeu mengecam gaya hidup mewah yang dilakukan oleh keluarga jajaran Kemenkeu yang menimbulkan erosi kepercayaan terhadap integritas Kementerian Keuangan dan menciptakan reputasi negatif kepada seluruh jajaran Kemenkeu yang telah dan terus bekerja secara jujur, bersih dan profesional," kata Sri Mulyani secara tertulis pada Rabu, 22 Februari 2023.
Sri Mulyani serta-merta meminta agar penegak hukum menangani kasus kekerasan dan penganiayaan ini secara konsisten. “ Kemenkeu mengecam tindakan kekerasan dan penganiayaan yang dilakukan - dan mendukung penanganan hukum secara konsisten oleh instansi yang berwenang," imbuhnya.
Baca Juga: Kronologi Pelecehan Seksual di Bus Transjakarta Rute Monas-Pulogadung, Pelaku Gesekkan Kemaluan
