Menurut Mufti, Sejarah Awal Cina Masuk Banten hingga Populer dengan Sebutan Cina Benteng

- 3 Februari 2021, 18:59 WIB
KLENTENG Sam Poo Kong.*/DOK Genpi.co
KLENTENG Sam Poo Kong.*/DOK Genpi.co /

Sebagai bangsa yang praktis dan ingin tetap survive di negeri perantauan, sebagian dari mereka juga mengembangkan pertanian. Dari proses itu, diduga mereka mulai menyebar hingga ke pelosok-pelosok Banten.

Baca Juga: Aldebaran Cemburu saat Melihat Rafael Simpati Kepada Andin

Baca Juga: Presiden Jokowi Menghadiri Acara Puncak Perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2021

Di antaranya, di daerah Pegunungan Cimuncang, Mandalawangi, Kaki Gungung Karang, Jiput, dan Carita. Di daerah itu banyak dijumpai warga yang secara fisik mirip dengan orang-orang Tiongkok.

Pada masa Kesultanan Banten gelombang orang Tionghoa datang ke Banten semakin banyak. Terlebih ketika dekade 1670-1671, Sultan Ageng Tirtayasa memerintahkan Kaytsu dan Cakradana membangun tiga jalan di Kawasan Banten Lama.

Jalan itu masing-masing dibangun dua puluh rumah berbahan bata dan toko-toko di kedua sisi jalan. Pembangunan sebanyak 120 rumah ini sengaja dilakukan untuk menyambut pendatang baru yang tidak saja dari dari Tiongkok, tetapi juga dari Batavia (sekarang Jakarta).

Selang tak lama, ketika perang melanda Fujian dan Cina Selatan, serta terjadi kekacauan di Pesisir Utara Jawa akibat pemberontakan Trunojoyo pada 1676, Banten menjadi tujuan persinggahan.

Tak hanya Cina dari Amoy Jawa Timur, juga dari Jawa Tengah. Menurut Mufti, ada lebih dari 1000 orang Tionghoa yang mengungsi dan mendapat pekerjaan di Banten.

Baca Juga: Presiden Jokowi Menghadiri Acara Puncak Perayaan Hari Pers Nasional (HPN) 2021

Baca Juga: 3 Rekomendasi untuk Berliburan Bersama Keluarga, Salah Satunya Diving di Pulau Raja Ampat

Halaman:

Editor: Liston

Sumber: serangnews.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah