Menurut Mufti, Sejarah Awal Cina Masuk Banten hingga Populer dengan Sebutan Cina Benteng

- 3 Februari 2021, 18:59 WIB
KLENTENG Sam Poo Kong.*/DOK Genpi.co
KLENTENG Sam Poo Kong.*/DOK Genpi.co /

Rekam jejak sejarah kehadiran bangsa Tionghoa sudah berlangsung sejak permulaan abad, masa Kerajaan Banten Girang. Catatannya terdapat dalam dokumen pelayaran berjudul Shungfeng Xiangsong, pada medio 1500.

Baca Juga: Pertarungan Tyson dan Jones akan Dilaksanakan 8 Ronde dalam Durasi 2 Menit

Baca Juga: Upah Buruh Tani dan Bangunan Mengalami Kenaikan Menurut Pantauan BPS

Dokumen yang dirujuk Arkeolog Perancis Claude Guillot untuk menulis buku berjudul ‘Banten: Sejarah dan peradaban abad X-XVII’. Dalam buku itu, sudah disebutkan kata Wan-tan dan Shunt'a untuk menyebut Banten atau Sunda.

Masa itu, Kerajaan Banten Girang dikenal sebagai negara pesisir, yang menyandarkan perekonomiannya pada perdagangan lada. Kerajaan ini disebut menjalin hubungan dengan China.

Salah satu buktinya, banyak ditemukan keramik-keramik Cina dari berbagai Dinasti Cina pada abad 12-13 pada situs Eks Kerajaan Banten Girang. Bukti itu, kini disimpan pada Museum Purba Kala Banten Lama, Kasemen, Kota Serang.

Kemungkinan orang-orang Tiongkok sudah hadir pada permulaan abad. Namun, dokumen resmi menyebut kehadiran mereka sekira abad 10.

Terlebih, pada sekira abad 13-14, perekonomian Banten Girang dengan lada sebagai komoditas utamanya, mengalami perkembangan berkat digalakkan perdagangan dengan Tiongkok.

“Sejak zaman Banten Girang, mereka sudah menjadi midlle man (kelas menengah) yang mengumpulkan lada dari para petani,” kata Peneliti Sejarah Banten, Mufti Ali saat mengulas 'Jejak Tionghoa di Banten'.

Selain di Banten Girang, Mufti menyebut, beberapa situs etnik Tionghoa banyak dijumpai hingga pelosok Banten. Menurutnya, kedatangan orang-orang Tionghoa didorong dengan motif perdagangan.

Halaman:

Editor: Liston

Sumber: serangnews.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah