"Seperti halnya survei sebelum pencoblosan, hasil quick count sesaat setelah pencoblosan pun memiliki margin of error, dengan kisaran paling tidak sebesar 1 persen," jelas Mursalin.
Baca Juga: Beda Pandangan soal Hak Angket Yusril Ihza Mahendra dan Adian Napitupulu
Bahkan di sejumlah daerah juga masih berlangsung pemilu ulang (PSU), karena berbagai hal, menengarai adanya surat suara yang rusak atau tidak sah mencapai 10 persen pada Pemilu Legislatif 2024, melonjak dari sebelumnya rata-rata 3-4 persen.
"Jika kita melihat data Sirekap KPU per 23 Februari 2024, data perolehan suara yang masuk dari seluruh TPS di Indonesia baru mencapai 62,09 persen, sehingga masih ada kemungkinan suara dari kantung-kantung pemilih PSI yang belum terhimpun," ucapnya.
Nana melanjutkan, jika dilihat dari dapil-dapil di mana PSI memperoleh suara yang cukup signifikan, perolehan suara organisasi politik itu memang lebih banyak diperoleh dari mencoblos partai dibanding suara caleg.
Menurutnya, harus diakui bahwa PSI masih belum memiliki tokoh-tokoh yang populer sebagai vote getter, berbeda dari partai-partai besar yang sudah mapan di Senayan.
"Beberapa nama yang cukup akrab dikenal publik seperti mantan ketua umum Grace Natalie dan Giring Ganesha, atau selebritis Helmi Yahya, yang relatif bisa mendulang suara melampaui suara partai," katanya.***