Fadli Zon Mengkritisi Pemerintah Menaikkan Harga BBM Sementara Harga Minyak Dunia Turun,Hebatnya di Mana?

1 September 2022, 19:10 WIB
Fadli Zon Kritik kebijakan pemerintah naikkan BBM Subsidi. /Instagram @fadlizo

EDITORNEWS.ID - Sinyal kenaikan harga BBM bersubsidi per tanggal 1 September 2022 di kritisi oleh Anggota DPR RI, Fadli Zon.

Ia pun mempertanyakan kembali dan melontarkan kritik atas kenaikan harga BBM bersubsidi.

Melalui cuitan akun Twitter miliknya pada Senin, 29 Agustus 2022, Fadli Zon merasa aneh dengan kenaikan BBM bersubsidi ini.

Rencananya, Presiden Jokowi akan segera mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi yang mana harga Solar dan Pertalite dikabarkan akan naik Rp2.000 hingga Rp3.000.

Baca Juga: Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Sambo dan Putri Tolak Perankan Sejumlah Reka Adegan

Hal serupa juga pernah di prediksi Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyadari bahwa kenaikan harga BBM di dalam negeri bisa menimbulkan gejolak di masyarakat. Namun demikian, kondisi keuangan negara dalam menahan kenaikan harga BBM sudah terbata-bata. dikutip dari Antara.

Menurutnya berbeda "Kalau di Papua harga BBM tinggi itu biasa di Papua. Kalau saya dulu di Papua harga BBM Rp19.000 tidak pernah ribut kita di Papua. Tetapi kalau di sini naik seribu dua ribu sudah ribut orang," kata Bahlil di Gedung Kementerian Investasi, Jumat (12/8/2022),lalu.

Sementara Fadli Zon mengkritisi menurutnya saat ini harga minyak dunia sedang turun, namun pemerintah justru menaikkan harga BBM.

"Ketika harga minyak dunia turun, pemerintah mau naikkan BBM," cuit Fadli Zon yang dikutip Dikutip editornews.id dari akun Twitter @fadlizon pada Selasa, 30 Juni 2022.

Baca Juga: Di Rumah Pribadinya Sambo Kenakan Baju Tahanan, Saat Rekonstruksi Ada Adegan Sambo Peluk Putri

Fadli Zon menilai keputusan pemerintah menaikkan harga BBM saat harga minyak dunia turun merupakan hal yang 'konyol'. "Absurd. Hebatnya di mana?" ungkapnya.

Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bantuan pengalihan subsidi BBM yang baru saja ditetapkan, yakni sebesar Rp24,17 triliun.

Lantas anggaran ini nantinya mengurangi tekanan terhadap masyarakat saat kenaikan harga barang dan juga mengurangi kemiskinan.

Baca Juga: Polri Besok Menjadwalkan Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J, Rencananya Akan Menghadirkan Putri Candrawhati

Pengalihan tersebut rencananya akan digunakan untuk menambah bantuan sosial (bansos).

“Ini diharapkan akan bisa mengurangi, tentu tekanan kepada masyarakat, dan bahkan mengurangi kemiskinan, sehingga kita bisa memberikan dukungan kepada masyarakat yang memang hari-hari ini dihadapkan pada tekanan terhadap kenaikan harga,” kata Sri Mulyani yang dikutip dari Antara.

Sri Mulyani menuturkan bahwa bansos sebesar Rp24,17 triliun dari pengalihan subsidi BBM itu sudah dapat disalurkan pekan ini ke masyarakat.

Menurut Sri Mulyani, masyarakat akan diberikan tiga jenis bantuan berupa bantalan sosial, yaitu pertama, Bantuan Langsung Tunai (BLT) untuk 20,65 juta kelompok masyarakat sebesar Rp150 ribu sebanyak empat kali, dengan total anggaran Rp12,4 triliun.

Baca Juga: Jual Beli Jabatan di Lingkup ASN DKI Jakarta Merebak, Wagub Pastikan Rekrutmen Harus Sesuai Kompetensi

Kemudian kedua, bantuan subisidi upah sebesar Rp600 ribu kepada 16 juta pekerja dengan gaji maksimum Rp3,5 juta per bulan yang dibayarkan satu kali dengan anggaran Rp9,6 triliun.

Nantinya Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil sebanyak Rp2,17 triliun dalam rangka membantu sektor transportasi seperti angkutan umum, ojek, nelayan dan bantuan tambahan perlindungan sosial, ungkapnya.***

Editor: Liston

Tags

Terkini

Terpopuler