Perguruan Tinggi Bakal Kembalikan Ujian Tulis Tangan, Lawan AI ChatGP

- 18 Agustus 2023, 07:31 WIB
Ilustrasi, ujian tulis tangan
Ilustrasi, ujian tulis tangan /

EDITORNEWS.ID - Pilih mana, ujian tulis tangan atau digital? Anak zaman now lebih suka dengan apa saja yang instan termasuk ujian dengan mengetik, bukan menulis. Hal ini mendorong sejumlah profesor perguruan tinggi akan kembali ke ujian kertas dan esai tulisan tangan untuk melawan kemajuan teknologi ChatGPT.

Meningkatnya jumlah siswa yang menggunakan program AI ChatGPT sebagai jalan pintas dalam kursus, membuat beberapa profesor perguruan tinggi mempertimbangkan kembali rencana pelajaran mereka untuk semester musim gugur mendatang. ChatGPT OpenAI semakin maju setiap hari. Chatbot mencapai skor tertinggi pada ujian Biologi AP dan lulus tahun pertama di Harvard dengan IPK 3,34.

Sejak diluncurkan, guru, administrator, dan siswa mempertanyakan peran AI dalam pendidikan. Sementara beberapa sekolah memilih untuk langsung melarang penggunaan ChatGPT. Dan yang lain sedang mencari cara agar bisa menjadi alat untuk belajar.

“Menjelang akhir liburan musim panas, beberapa profesor perguruan tinggi sekarang mencari cara untuk melawan penggunaan AI generatif, menjadikan ujian mereka "anti-ChatGPT", menurut sebuah cerita dari Fortune dan Associated Press.

Baca Juga: Anda Sedang Menderita Saraf Kejepit? Ternyata Makanan Nikmat Satu Ini Baik untuk Penderita Saraf Kejepit

Bill Hart-Davidson, dekan asosiasi di Sekolah Tinggi Seni dan Sastra Michigan State University, mengatakan kepada Insider bahwa mereka berencana untuk kembali ke tugas tulisan tangan dan ujian lisan untuk menghindari penggunaan AI generatif.

Seorang profesor penulis Kanada memberi tahu Fox News bahwa dia berencana untuk membuat tugas lebih personal dalam upaya mengurangi penggunaan ChatGPT pada esai. Perubahan pada tugas sekolah terjadi saat guru bergulat dengan cara terbaik untuk mengintegrasikan alat AI ke dalam kelas mereka.

Sementara beberapa profesor meminta siswanya untuk menggunakan ChatGPT untuk menghasilkan ide proyek, beberapa sekolah telah melarang penggunaan AI untuk menghindari kasus ketidakjujuran akademik. Penggunaan ChatGPT turun hampir 10% dari Mei hingga Juni, dan beberapa teknisi percaya itu karena sebagian besar siswa pergi liburan musim panas. Jika siswa adalah pengguna utama dari program ini, para ahli berpikir itu bisa berarti masalah bagi OpenAI.

Terlepas dari kontroversi tersebut, beberapa guru menggunakan AI chatbot sendiri untuk merampingkan alur kerja mereka. Shannon Ahern, seorang guru matematika dan sains sekolah menengah di Dublin, sebelumnya mengatakan kepada Insider bahwa dia menggunakan ChatGPT Plus untuk menulis rencana pelajaran, membuat lembar kerja latihan, dan mengajukan pertanyaan kuis, yang menurutnya menghemat waktu berjam-jam.***

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x