Menteri Pendidikan Nadiem Makarim Bermalam di Hutan untuk Mendengarkan Keluh Kesah Orang Rimba di Sarolangun

- 22 September 2021, 22:41 WIB
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bermalam di hutan bersama anak rimba di Sarolangun
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim bermalam di hutan bersama anak rimba di Sarolangun /

EDITORNEWS - Dalam kunjungan kerja di beberapa tempat di Provinsi Jambi, Selasa, 21 September 2021.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim
menyempatkan diri ke Kabupaten Sarolangun.

Bahkan bermalam bersama orang rimba di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Nadiem juga mengunggah dalam sebuah videonya saat berada ditengah-tengah hutan Kecamatan Air Hitam.

"Hallo ini lagi di Kabupaten Sarolangun Jambi saya lagi ditengah-tengah hutan",.

Baca Juga: Dari Deddy Corbuzier, Fahri Hamzah Mendapat Versi Minta Maaf yang Baru

Terlebih menteri menginap disekolah yang digunakan anak-anak rimba sebagai tempat belajar. Nadiem bertemu dengan para guru dan murid.

Lantas Nadiem menceritakan kekaguman dan semangat guru-guru yang mengajar di daerah pedalaman.

Seperti diketahui kehidupan masyarakat rimba sehari-hari berburu dan berpindah-pindah dalam hutan dari satu tempat ke tempat lain.

Nadiem berinteraksi dengan anak-anak rimba yang juga tinggal di kantor lapangan, mengajak mereka bercengkerama dan juga menghadirkan suasana hangat bagi anak-anak rimba.

Dalam kunjungannya itu, Nadiem melihat langsung Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) Bungo Kembang yang juga didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk anak-anak orang rimba di daerah itu.

Nadiem juga menerima hasil karya anak rimba yang mengikuti kelas keterampilan berupa baju kaos yang bertuliskan "kamia ndok tokang baco tuliy" yang artinya kami ingin bisa membaca dan menulis.

Baca Juga: Layanan Indihome dan Telkomsel Mengalami Gangguan Internet inilah Penyebabnya

Selain itu Nadiem turut menerima kerajinan karya anak rimba berupa kalung sebelit sumpah, anyaman rotan dan juga kotak tisue dari kulit kayu ipuh.

Saat bermalam bersama orang rimba, lantas turut mendengarkan keluh kesah orang rimba dalam memperjuangkan pendidikan untuk anak-anak mereka. Dimana pendidikan anak rimba tersebut dilakukan dalam dua bentuk berupa pendidikan non formal, dengan cara mengunjungi kelompok.

Dalam proses pembelajaran materi pendidikan disesuaikan dengan alam mereka. Misalkan untuk pelajaran berhitung dilakukan dengan cara menghitung pohon, menulis dan membaca juga didekatkan dengan apa yang mudah mereka pahami.

Selanjutnya bagi anak rimba yang sudah mahir dan adanya dukungan dari orang tua mulai dijembatani ke sekolah formal.

Kolaborasi dengan Dinas Pendidikan dan pihak sekolah menjadi sangat penting bagi kelangsungan pendidikan anak-anak orang rimba.

Namun ada kalanya anak-anak orang rimba meminta dispensasi ke sekolah, tidak harus selalu pendidikan dilangsungkan di ruang kelas. Misalnya ketika orang tuanya melangun (masuk ke dalam hutan mencari makanan), anak-anak yang sekolah ikut melangun.

Baca Juga: Jokowi Diduga Hendak Perpanjang Masa Jabatan Capres 2024 HNW: Usulan Amandemen Mesti Disudahi

Seperti dikutip editornews dari Antara, sebagaimana disampaikan Tumenggung Ngrip, melalui proses pendidikan yang diikuti tersebut sudah ada tiga orang anak Orang Rimba yang kini sedang belajar di Kota Jambi. Dan ada juga yang sedang mengikuti pendidikan sekolah polisi.

Kepada Nadiem, Tungganai Basemen tetua adat Orang Rimba mengatakan mereka membutuhkan guru yang datang ke lokasi pemukiman mereka.

“Kalau sekolah di luar rimba, susah anak kami bepak, kami kalau buloh minta sekolahnya di dalam rimba tempat kami," kata Tungganai.

Selain itu, menurut Nadiem yang dibutuhkan orang rimba untuk menjamin pendidikan anak-anak mereka yakni adanya mata pencaharian, dimana mata pencaharian adalah kunci permasalahan yang harus ditangani secara lintas sektor, bukan hanya pendidikan.*

Editor: Liston


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x