Kendaraan Listrik Bertenaga Baterai Hadapi Tantangan Berat di Tahun 2023

- 13 Maret 2023, 14:25 WIB
Pemerintah Indonesia sendiri bahkan mengeluarkan subsidi dan penurunan pajak bagi industri dan konsumen yang menggunakan kendaraan ini.
Pemerintah Indonesia sendiri bahkan mengeluarkan subsidi dan penurunan pajak bagi industri dan konsumen yang menggunakan kendaraan ini. /

EDITORNEWS.ID - Industri dan penggunaan kendaraan bertenaga baterai kini sedang gencar-gencarnya. Bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga di seluruh belahan dunia. Baik motor maupun mobil listrik ini digadang-gadang lebih ramah lingkungan dan hemat dibandingkan dengan kendaraan konvensional.

Pemerintah Indonesia sendiri bahkan mengeluarkan subsidi dan penurunan pajak bagi industri dan konsumen yang menggunakan kendaraan ini. Namun demikian, nyatanya kendaraan betenaga baterai akan menghadapi tantangan besar.

Tahun 2023 akan menjadi tahun yang sangat penting bagi dunia industri otomotif. Prediksi baru menurut perusahaan riset Gartner, tekad pemerintah dan produsen mobil akan diuji pada tahun ini.

Pedro Pacheco selaku Wakil Presiden Analis di Gartner mengungkapkan beberapa alasan mengapa tahun 2023 akan menjadi tantangan yang signifikan bagi industri tersebut. Misalnya, seperti kenaikan harga listrik di Eropa telah berdampak pada biaya operasional kendaraan listrik bertenaga baterai (battery-electric vehicles, BEV).

Baca Juga: Bukan Cuma Pemerintah, PLN Berikan Penawaran Menarik Bagi yang Mau Beli Motor Listrik

Selain itu beberapa negara seperti Swiss, Inggris dan Australia telah meluncurkan pajak kendaraan listrik. Diketahui China telah mengakhiri subsidi kendaraan listrik dan masih banyak kesenjangan cakupan mengenai infrastruktur pengisian daya global, seperti kualitas layanan jauh lebih buruk daripada yang seharusnya.

Dari semua kekhawatiran itu, Gartner mangantisipasi jika kenaikan tajam harga bahan baku, seperti lithium dn nikel tentu akan mendorong biaya BEV menjadi lebih tinggi. Hal tersebut akan menyulitkan produsen peralatan asli (OEM) untuk menutup kesenjangan harga dengan mobil pembakaran internal mereka.

Oleh karena itu, kemungkinan ada penjualan BEV yang tumbuh relatif lambat atau bahkan terhenti sama sekali di beberapa pasar. Hal ini dapat menunjukkan bahwa investasi yang terkait dengan kendaraan listrik-baterai akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk dapat mencapai titik impas.

Selanjutnya Gartner juga mengantisipasi berlanjut dari kekurangan rantai pasok di industri otomotif hingga akhir 2023. Meskipun sudah 2 tahun sejak awal pandemi, produsen mobil masih belum bisa memperkirakan resolusi untuk mengatasi kekurangan chip semikonduktor atau kekurangan kendaraan yang mucul dari masalah tersebut.

Halaman:

Editor: Aditya Ramadhan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x