Rekam Jejak DN Aidit, Pentolan PKI yang Berakhir di Tangan TNI, Jasadnya Masih Misteri

1 Oktober 2022, 09:02 WIB
Gambar DN Aidit dalam FILM PENGKHIANATAN G 30 S PKI (1984) /Miju/Tangkapan Layar YouTube Hendra Ahya

EDITORNEWS.ID- 1965 menjadi sejarah kelam yang pernah mewarnai negeri ini.

Kala itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) menjadi dalang di balik tewasnya 7 jenderal terbaik bangsa dan dikenal dengan peristiwa G30S PKI.

Dan salah satu sosok pentolan PKI yang tak terlupakan adalah DN Aidit.

Bagaimana sepak terjang dan akhir perjalanan hidupnya hingga berujung eksekusi mati dan keberadaan jasadnya yang masih misteri, berikut uraian singkatnya?

Baca Juga: Putri Candrawathi Resmi Mengenakan Baju Tahanan Bertuliskan 077

DN Aidit adalah salah satu pimpinan senior di tubuh Partai Komunis Indonesia (PKI).

PKI bangkit usai kegagalan pemberontakan Madiun 1948. Kebangkitan PKI tak lepas dari peran DN Aidit.

Pada tahun 1960-an, PKI di bawah kepemimpinan DN Aidit menjelma sebagai salah satu partai terbesar di Indonesia.

Di tangannya, PKI menjadi partai komunis terbesar ketiga di dunia setelah Uni Soviet dan Republik Rakyat Cina (RRC).

Baca Juga: Awas Kena Tilang! Mulai 3 Oktober 2022 Polisi Lakukan Operasi Zebra Serentak di Seluruh Indonesia

DN Aidit lahir pada 30 Juli 1932 dan tumbuh besar di Medan. Nama aslinya bukanlah DN Aidit, melainkan Achmad.

Ia mengganti nama jadi Dipa Nusantara Aidit karena mengidolakan pangeran Diponegoro.

Pada prosesnya, karir politik Aidit perlahan melejit. Ia menjabat sebagai Ketua Komite Sentral (CC) PKI.

DN Aidit mengubah haluan PKI dari Uni Soviet ke RRC.

Untuk memperkuat posisi PKI, ia menyiasati strategi dengan menempatkan penyusup ke dalam tubuh partai kompetitor saat itu.

Baca Juga: Menguak Kisah Ade Irma Suryani, Malaikat Kecil Sang Jenderal AH Nasution Korban Biadab G30S PKI

DN Aidit diketahui dekat dengan Soekarno. Ia berhasil membujuk Soekarno agar memberikan jatah bagi orang-orang PKI di pemerintahan.

Rival terkuat PKI saat itu adalah Angkatan Darat.

PKI punya cita-cita supaya para buruh dan petani dipersenjatai dengan bantuan senjata dari RRC.

Aidit menyebut kelompok ini sebagai angkatan kelima.

Baca Juga: Menguak Kisah Ade Irma Suryani, Malaikat Kecil Sang Jenderal AH Nasution Korban Biadab G30S PKI

TNI AD tidak sepaham dengan gagasan itu dan paling bersemangat menolak usul PKI.

Selisih paham dan ideologi antara mereka membuat hubungan dua kelompok itu tidak akrab.

Pada 1965 di bulan September, tanggal 30, terjadi peristiwa berdarah dengan korban dari kalangan TNI AD.

Tujuh jenderal dibunuh yang diawali dengan peristiwa penculikan.

Situasi saat itu mencekam, orang-orang saling tuduh.

Baca Juga: Katanya Akan Bersikap Objektif, Febri Diansyah Jadi Pengacara Permaisuri Kaisar Sambo Putri Candrawahti

AD menuduh PKI dalang di balik dalang pembunuhan.

Sementara PKI berkilah tragedi itu tak lain imbas konflik internal di TNI AD.

Opini masyarakat menyebut jika dalang peristiwa G30SPKI ialah PKI yang menyebabkan posisi partai itu tersudut.

Maka pemimpin PKI itu melarikan diri dari Jakarta, menuju ke Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Karir politik DN Aidit tamat setelah peristiwa G 30 S.

Baca Juga: Ternyata Samuel Hutabarat Marah Kepada Pdt Karismatik Gilbert Lumoindong karena Membela Putri

Memang masih menjadi konroversi mengenai keterlibatannya secara langsung.

Aidit tertangkap di Solo, kemudian ditembak mati di suatu tempat di Jawa Tengah oleh pasukan yang dipimpin Kolonel Yasir Hadibroto.

Dimana lokasi persis makam DN Aidit hingga kini masih belum diketahui pasti.

Aidit kabarnya dieksekusi di sekitar sumur tua di belakang markas Batalyon 444.

Setelah bertahun-tahun berlalu, tak ada satupun penanda bekas sumur di pekarangan gedung tua bekas markas Batalyon 444 di Boyolali.***

Editor: Sylvia Hendrayanti

Tags

Terkini

Terpopuler