EDITORNEWS.ID – Amerika Serikat menambahkan bantuan militer ke Ukraina untuk menahan serangan Rusia. Bantuan terbaru yang dikirimkan AS diperkirakan mencapai Rp6 triliun.
Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken, mengatakan bahwa bantuan militer yang dikirimkan Amerika ke Kyiv didanai oleh Presidential Drawdown Authority, merupakan bantuan darurat tanpa melalui persetujuan kongres. Menurutnya dengan bantuan tersebut militer Ukraina bisa berada dalam posisi terkuat.
"Rusia dapat mengakhiri perangnya hari ini. Sampai Rusia melakukannya, kami akan bersatu dengan Ukraina dan akan memperkuat militernya di medan perang selama diperlukan sehingga Ukraina akan berada di posisi terkuat di meja perundingan," kata Blinken.
Bantuan militer yang dikirimkan AS ke Kyiv berisi lebih banyak amunisi Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi atau peluncur rudal (HIMARS) dan howitzer, berdasarkan pernyataan tertulis di situs web Departemen Luar Negeri AS.
Baca Juga: Australia Telah Bersikeras Akan Menjaga Teknologi Propulsi Nuklir AS Di Bawah Keamanan ketat
Selain amunisi peluncur rudal, Amerika Serikat juga mengirimkan amunisi Kendaraan Tempur Infanteri Bradley, jembatan peluncuran kendaraan lapis baja, serta pelatihan.
Menlu AS Anthony Blinken menambahkan bahwa AS mengupayakan dukungan dunia untuk Ukraina. Saat ini AS telah mendapatkan dukungan lebih dari 50 negara bersatu untuk mempertahankan kedaulatan Ukraina.
Bantuan yang telah dikirimkan AS kepada Ukraina sejak Rusia menginvasi Ukraina dikabarkan mencapai lebih dari 30 miliar dolar AS. Laporan tersebut berdasarkan dari Pentagon dan merupakan bantuan ke-33 kalinya, presiden Joe Biden mengesahkan bantuan ke Ukraina menggunakan wewenang Presidential Drawdown Authority.
Sebelumnya, Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia bahwa perang di Ukraina akan berakhir jika AS berhenti memasok senjata ke Kiev. Ia menyatakan bahwa AS memimpin upaya Internasional dengan tujuan untuk mengalahkan Rusia. Jika hal tersebut dibiarkan ia menyatakan tidak akan ada lagi Rusia.***