EDITORNEWS.ID - Komunitas internasional harus mendorong semua upaya untuk mengakhiri konflik Ukraina secara damai, kata Kementerian Luar Negeri China dalam peta jalan politik 12 poin yang diterbitkan pada hari Jumat, 24 Februari 2023.
Dalam sebuah pernyataan di situs webnya, kementerian mendesak masing-masing pihak untuk "tetap rasional dan menahan diri."
"Semua pihak harus mendukung Rusia dan Ukraina dalam bekerja ke arah yang sama dan melanjutkan dialog langsung secepat mungkin, sehingga secara bertahap mendeeskalasi situasi dan pada akhirnya mencapai gencatan senjata yang komprehensif," berdasarkan keterangan dokumen.
"Semua upaya yang kondusif untuk penyelesaian krisis secara damai harus didorong dan didukung," rencana itu menekankan dan menambahkan bahwa Beijing akan "terus memainkan peran konstruktif" dalam masalah ini.
Baca Juga: Data Resmi Menunjukkan Inflasi Jerman Membikin Harga Konsumen Naik 8,7 Persen
China menyerukan untuk meninggalkan "mentalitas Perang Dingin," dengan alasan bahwa "keamanan suatu wilayah tidak boleh dicapai dengan memperkuat atau memperluas blok militer."
Melanjutkan, "tidak ada solusi sederhana untuk masalah yang kompleks," ungkap proposal itu, dan negara-negara harus "mencegah konfrontasi blok" dan bekerja untuk membangun "arsitektur keamanan Eropa yang seimbang, efektif dan berkelanjutan."
Beijing memperingatkan terhadap "serangan bersenjata" terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir dan meminta para pihak untuk "dengan tegas menghindari kecelakaan nuklir buatan manusia."
Kemudian, China juga mengatakan pihaknya menentang sanksi yang tidak disetujui oleh Dewan Keamanan PBB.
Baca Juga: Korea Utara Telah Menguji Coba Empat Rudal Jelajah Strategis Selama Latihan Yang Dirancang
Tidak seperti banyak negara Barat, China telah menolak untuk mengutuk operasi militer Rusia di Ukraina dan belum memberlakukan pembatasan ekonomi pada Moskow.
Para pejabat China telah menekankan bahwa Beijing ingin menemukan solusi damai daripada memicu konflik dengan mengirim senjata ke Kiev.
Rusia mengirim pasukan ke Ukraina tepat setahun yang lalu, mengutip kebutuhan untuk melindungi rakyat Donbass dan kegagalan Kiev untuk menerapkan perjanjian damai Minsk 2014-2015.
Ukraina, sementara itu, menuduh Moskow melakukan agresi yang tidak beralasan. Negosiasi gencatan senjata secara efektif mogok pada April 2022.
Baca Juga: Latihan AS dan Korea Selatan Difokuskan Pada Kemungkinan Serangan Nuklir Korea Utara
Anggota Dewan Negara China Wang Yi melakukan perjalanan ke Moskow minggu ini, di mana ia bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Putin kemudian mengatakan bahwa dia mengharapkan Presiden China Xi Jinping untuk mengunjungi Rusia suatu saat nanti.***