Jatuhnya Harga Minyak Meningkatkan Potensi Resesi, Apa Penyebabnya?

- 5 Februari 2023, 09:49 WIB
Ilustrasi tambang minyak. AS mendekati Arab Saudi dan UEA untuk menutupi pasokan minyak Rusia yang telah diputus
Ilustrasi tambang minyak. AS mendekati Arab Saudi dan UEA untuk menutupi pasokan minyak Rusia yang telah diputus //Pixabay/David Mark

EDITORNEWS.ID - Harga minyak dunia yang kembali turun pada hari Jumat disebabkan oleh pengumuman data ekonomi Amerika Serikat yang terbaru. Dilansir dari Reuters, harga acuan minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengantaran bulan Maret berada pada angka $73,39 per barel, turun sebesar $2,49 atau sekitar 3,3 persen pada pusat perdagangan New York.

Harga minyak acuan Brent pada pusat perdagangan London juga dilaporkan mengalami penurunan. Untuk pengiriman bulan April menjadi $79,94 turun hingga $2,23 per barel. Dalam perdagangan sepekan terakhir, WTI dan Brent turun masing masing 7,9 dan 7,8 persen.

Kekhawatiran akan terjadinya resesi ekonomi dan tidak stabilnya keadaan di China membuat prospek permintaan minyak dunia semakin mengecil. Pembukaan pasar pada awal pekan menunjukkan indikasi pelemahan Dolar Amerika Serikat, yang menyebabkan harga minyak naik.

Namun pada hari Kamis, Greenback melakukan aksi balik untuk mengantisipasi data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat, sehingga membuat harga minyak dunia turun dengan amat cepat.

Baca Juga: Tiga Remaja Laki-Laki di Inggris Didakwa Setelah Menikam Seorang Remaja Bernama Bailey Atkinson Sampai Mati

Data ekonomi terbaru menunjukkan pekerja Amerika Serikat meningkat pesat pada bulan Januari 2023 di angka 517.000, jauh melewati prediksi pasar di angka 185.000. Selain itu, angka pengangguran turun pada level 3,4 persen, terbaik dalam 53 tahun terakhir.

Melesatnya data pekerja AS memicu kekhawatiran naiknya suku bunga yang akan ditetapkan oleh Federal Reserve yang akan memicu melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kekhawatiran berkurangnya permintaan minyak dunia.

The Fed menganggap perlu untuk tetap menaikkan suku bunga acuan untuk menekan naiknya harga lanjutan. Pengamat menyatakan bahwa keadaan pasar akan tertolong dengan ekspektasi China kembali pulih di Hari Jumat yang memulihkan permintaan minyak di negara tersebut.

Namun laporan dari Reuters menunjukkan hal sebaliknya. Permintaan minyak China turun pada bulan Januari dibandingkan Desember tahun lalu. Dari sisi pasokan, Amerika Serikat tumbuh selama enam pekan berturut-turut.

Baca Juga: Di Luar Nalar Inilah Program Makanan Gratis Untuk Seluruh Pelajar di Inggris

Halaman:

Editor: Sylvia Hendrayanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x