Hizbullah Berikan Ancaman Keras Kepada Israel dan Amerika, Perang Semakin Melebar dan Memanas

4 November 2023, 10:08 WIB
Anggota Hizbullah berbaris dengan bendera partai saat unjuk rasa memperingati Hari al-Quds, (Hari Yerusalem) di Beirut, Lebanon 31 Mei 2019 /REUTERS/Aziz Taher//

EDITORNEWS.ID - Organisasi Muslim syiah dengan angkatan senjata paling kuat di Lebanon, Hizbullah mengancam akan memperbesar perang di timur tengah jika Israel tidak menghentikan serangannya.

"Kami siap untuk semua kemungkinan," kata pemimpin Hizbullah Sayyid Hassan Nasrallah dalam pidatonya, berbicara untuk pertama kalinya sejak perang Israel-Hamas meletus.

Nasrallah dengan keras menentang pernyataan menteri luar negeri AS, yang mengatakan bahwa Washington akan bertindak apabila ada campur tangan dari pihak manapun.

"Anda, Amerika, dapat menghentikan agresi terhadap Gaza karena itu adalah agresi Anda. siapa pun yang ingin mencegah perang regional harus segera menghentikan agresi di Gaza," kata Nasrallah.

Baca Juga: Bolivia Memutus Hubungan Dengan Israel di Tengah Konflik yang Sedang Memanas

Eskalasi lebih lanjut pada perbatasan Israel-Lebanon akan terjadi tergantung dengan apa yang dilakukan oleh Israel.

Pria berusia 63 tahun tersebut, memuji “Operasi Badai Al-aqsa” karena telah menyebabkan guncangan besar, dan mengungkap kelemahan intelijen Israel.

Nasrallah menyalahkan AS atas perang yang terjadi dan korban-korban sipil yang berjatuhan di Gaza. Ia juga mengatakan bahwa mereka tidak takut terhadap senjata angkatan laut AS, yang telah dikumpulkan di wilayah tersebut sejak krisis meletus.

“Armada anda di Mediterania tidak membuat kami takut, Kami siap menghadapi armada yang anda ancam kepada kami," kata Nasrallah yang didukung Iran, berbicara kepada AS.

Baca Juga: Terowongan Gaza Tempat Sandera Ditahan Mirip Jaring Laba-laba, Berikut Penjelasan Mantan Sandera

Pria paruh baya itu mengungkapkan bahwa, AS sengaja untuk menghambat gencatan senjata dan penghentian agresi terhadap Gaza.

Pidato keras ini adalah pidato pertama yang dilakukan Nasrallah sejak penyerangan 7 Oktober, dengan menimbulkan kekhawatiran bahwa kelompoknya akan membawa perang ini menjadi lebih besar lagi.***

 

Editor: Sylvia Hendrayanti

Tags

Terkini

Terpopuler