Kemenkes Turki Catat Penambahan Kasus Covid-19 Hampir 50 Ribu Jiwa

7 April 2021, 11:33 WIB
Ilustrasi. Berikut ini link untuk mengunduh buku panduan vaksin Covid-19 yang resmi secara gratis, yang dikeluarkan resmi oleh Kemenkes dan Alodokter. /Pixabay/fernandozhiminaicela

EDITORNEWS - Sudah satu tahun lebih seluruh penjuru dunia hidup berdampingan dengan pandemi Covid-19, segala upaya telah dilakukan oleh pemerintah.

Mulai dari PSBB hingga pemberian vaksin namun kendati angka penambahan kasus tetap saja bertambah, dikarenakan kurangnya dalam penerapan prokes tersebut.

Bahkan sempat berhembus kabar tidak sedap diberbagai penjuru dunia, karena sebuah pabrik pembuat vaksin AstraZeneca resmi dihentikan operasional oleh Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Korut Tembakkan Rudal Untuk Joe Biden, Amerika Waspada dan Terus Pantau

Baca Juga: Polisi Filipina Menyelamatkan 3 Pekerja WNI yang Disekap oleh Kelompok Teroris Abu Sayyaf

Pemberhentian tersebut dimulai pada tanggal 3 Maret 2021, dikarenakan sebuah produsen obat Inggris AstraZeneca Plc tidak bisa lagi menggunakan pabrik di AS untuk membuat vaksin.

Sehingga segala fasilitas milik produsen Inggris diberikan kepada Johnson&Johnson (J&J).

Dilansir dari Anadolu Agency, Kementerian Kesehatan Turki melaporkan hampir 50.000 kasus baru Covid-19 dengan sebanyak 49.584 kasus baru, termasuk 2.003 pasien bergejala, dikonfirmasi di seluruh negeri.

Pasien penyembuhan mencapai 28.498 dengan jumlah pasien yang pulih bertambah menjadi lebih dari 3,1 juta orang.

Sementara itu Kementerian Kesehatan Turki telah memberikan lebih dari 17,6 juta dosis vaksin kepada masyarakat tersebut secara nasional dan vaksin kedua telah diberikan hampir 7,33 juta dosis.

Artikel ini dikutip oleh Editornews.pikiran-rakyat.com melalui network PR dengan judul, Hampir Capai 50.000 Jiwa, Turki Catat Kasus Harian Covid-19 Tertinggi Sejak Pandemi

Penambahan kasus tersebut karena kuran kesadaran dari masyarakat untuk membantu pemerintah dalam mengembalikan negara menjadiseperti awal terutama di sektor perekonomian.***

 

 

Editor: Liston

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler