Sementara itu kenaikan harga minyak ini dicurigai adanya permainan yang dilakukan perusahaan terhadap iuaran petani kelapa sawit kepada Dewan Minyak Sawit Indonesia.
"Ternyata uangnya diambil dari iuran petani untuk mensubsidi perusahaan. Itu logikanya darimana? Padahal 'kan ini dipungut dari iuran perani, kenapa yang dibantu adalah perusahaan?" timpalnya.
"Dalam ekspor kelapa sawit itu ada pajak yang diambil dari petani kelapa sawit dan diberikan kepada Dewan Minyak Sawit Indonesia. Jadi saya berharap petani sawit marah lah, karena uang mereka dipakai untuk mensubsidi pabrik agar menjual minyak goreng Rp14 ribu," tutupnya.***