Pemerintah juga telah menyederhanakan proses izin pertambangan dan menawarkan insentif fiskal untuk pembangunan smelter.
Sejak itu, perusahaan-perusahaan besar yang ingin memanfaatkan popularitas EV yang meningkat telah berbondong-bondong ke negara ini.
Baca Juga: Finlandia Kembali Dinobatkan sebagai Negara yang Paling Bahagia di Dunia yang Keenam Kalinya
Grup LG Korea Selatan, CATL China, CNGR, Huayou, dan Foxconn Taiwan adalah salah satu nama rumah tangga yang menjanjikan miliaran dolar dalam pemrosesan nikel dan manufaktur baterai.
BASF Jerman dan Eramet Prancis sedang menyelesaikan rencana investasi mereka untuk smelter nikel di negara itu.
Kementerian Investasi/BKPM memperkirakan potensi investasi dari kebijakan hilirisasi di sektor mineral, termasuk nikel dan batubara, sebesar US$427,1 miliar pada 2035.
Berkat nilai konsentrat olahan yang lebih tinggi, hasil ekspor nikel melonjak menjadi US$20,9 miliar pada 2021 dari hanya US$1,1 miliar pada 2014.
Presiden Jokowi memperkirakan penerimaan ekspor nikel akan melebihi US$ 30 miliar tahun ini , sebuah keuntungan besar bagi pundi-pundi negara.***