EDITORNEWS.ID - Tim Gabungan Independen Pencari Fakta atau TGIPF Tragedi Kanjuruhan telah melaporkan hasil investigasi kepada Presiden Joko Widodo. Tim yang dipimpin Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Mahfud Md ini menyimpulkan gas air mata jadi penyebab utama kematian massal di insiden tersebut.
"Kemudian yang mati dan cacat, serta sekarang kritis dipastikan itu terjadi karena desak-desakan setelah ada gas air mata yang disemprotkan, itu penyebabnya," kata Mahfud dalam konferensi pers di Istana.
Gas air mata ini juga sudah kedaluwarsa dan diakui polisi. Mahfud menyebut kadar bahaya dan racun pada gas itu sekarang sedang diperiksa oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional atau BRIN.
"Tapi apa pun hasil pemeriksaan BRIN tak bisa mengurangi kesimpulan bahwa kematian massal itu terutama disebabkan oleh gas air mata," ujar Mahfud.
Baca Juga: Rizky Billar Bebas Ungkap Rasa Penyesalan
Tragedi Kanjuruhan menewaskan 132 orang seusai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober. Jokowi pun membentuk TGIPF untuk menelisik secara keseluruhan kejadian ini.
Fakta yang ditemukan TGIPF cukup mengejutkan. Pasalnya, proses jatuhnya korban jauh lebih mengerikan dari yang beredar di televisi dan media sosial.
Pernyataan ini disampaikan Mahfud berdasarkan bukti yang terkumpul. Terutama dari rekonstruksi 32 CCTV yang dimiliki aparat.
"Jadi itu lebih mengerikan dari sekedar semprot (gas air mata), mati, semprot, mati," kata dia.